Prabowo Bawa Isu Laut China Selatan dalam Pertemuan Menhan Negara ASEAN
JAKARTA, iNews.id - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menghadiri 8th ASEAN Defence Ministers' Meeting (ADMM) plus secara virtual di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Rabu (16/6/2021). Pertemuan ini dipimpin oleh Chairman Menhan II Brunei Darussalam Pehin Datu Lailaraja Major General (Ret) Dato Paduka Seri Haji Awang Halbi bin Haji Mohd Yussof.
Prabowo mengawali sambutan resminya dalam pertemuan ini dengan menyapa Menhan negara-negara ADMM-Plus, mulai dari Menhan Australia Peter Dutton, Menhan Tiongkok Jenderal Wei Fenghe, Menteri Pertahanan India Shri Rajnath Singh, Menhan Jepang Kishi Nobu, hingga Menhan Amerika Serikat Lloyd J Austin.
Dia turut menyampaikan terima kasih, atas nama pemerintah dan rakyat Indonesia, penghargaan yang sebesar-besarnya atas respon yang cepat dan bantuan nyata setelah kejadian tragis tengtelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402. Respon cepat dari negara-negara mitea membuktikan kegunaan dan efektivitas dari ADMM Plus.
"ADMM Plus telah terbukti menjadi forum dan instrumen yang nyata dan efektif yang benar-benar dapat memecahkan masalah-masalah mendesak dalam penanggulangan bencana, bantuan kemanusiaan dan insiden seperti yang Indonesia alami sendiri,” tutur Prabowo dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (17/6/2021).
Dia menuturkan, harus disadari ASEAN adalah bagian dari kawasan Indo-Pasifik di mana lebih dari separuh penduduk dunia tinggal. Kemudian sebesar 70 persen dari output ekonomi dunia diproduksi, dan dua pertiga dari seluruh kegiatan ekonomi dunia terjadi kawasan Indo-Pasifik.
Berkaitan dengan isu Laut China Selatan, lanjut Menhan, Laut China Selatan adalah bagian utama dari kawasan Indo-Pasifik. Menurut dia, isu-isu kritis di Laut Cina Selatan harus dihadapi dengan sangat realistis.
"Indonesia berpendapat bahwa kita harus memahami kepentingan inti nasional negara-negara besar di kawasan. Indonesia menganggap Republik Rakyat Tiongkok sebagai determinan utama di kawasan dan dunia," tuturnya.
Sementara itu di lain pihak, sambung Prabowo, harus juga memahami dan menghormati kepentingan strategis dari Amerika Serikat, India, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Uni Eropa yang turut berpartisipasi dalam produktivitas ekonomi dan menentukan kesejahteraan dunia. Prabowo menegaskan, Indonesia meyakini bahwa semua permasalahan yang terjadi di kawasan dapat diselesaikan.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq