Prabowo Sebut Koalisi Adil Makmur Aneh dan Komplet, Ini Alasannya
JAKARTA, iNews.id – Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto membuka acara pembekalan relawan Prabowo-Sandi di Istora Senayan, Kamis (22/11/2018). Di hadapan ribuan relawan yang hadir, Prabowo menyebut koalisi pengusungnya komplet dan aneh.
Komplet yang dimaksud Prabowo karena diisi oleh lintas gerenasi pemimpin Indonesia. Misalnya wakil dari Presiden ke-1 Soekarno bergabung Rachmawati Soekarnoputri, Siti Hediati Haryadi (Titiek Soeharto) mewakili Presiden ke-2 Soeharto hingga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
Prabowo juga menyebut koalisinya aneh karena sosok yang bergabung bisa mewakili sejarah. Dia kemudian meminta para relawan mencermati bergabungnya putri Soekarno dengan putri Soeharto dalam koalisinya.
“Jadi dulu Pak Harto pernah dianggap berseberangan dengan Bung Karno. Bayangkan Pak Harto berseberangan dengan Bung Karno, sekarang anaknya Pak Harto sama-sama dengan anaknya Bung Karno,” kata Prabowo di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (22/11/2018).
Tak hanya Rachmawati dan Titiek Soeharto, Prabowo juga menyebut bergabungnya Amien Rais dalam koalisinya. Menurut dia, pada saat itu Amien Rais sebagai tokoh reformasi dikenal berseberangan dengan Soeharto. Akan tetapi, sekarang Amien Rais duduk sejajar dengan keluarga Soeharto.
Kemudian, Prabowo juga menyinggung sosok Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman yang saat itu sebagai aktivis yang kerap turun ke jalan menggelar demo dan tidak jarang melawan tentara.
“Sekarang beliau yang mengusung mantan tentara. Dulu saya termasuk ditugaskan ngejar-ngejar Pak Sohibul Iman sama Pak Amien Rais, minta maaf Pak Amien Rais, nyuwun sewu,” ucap dia.
Menurut dia, alasan tokoh-tokoh yang pada masa lalu dikenal bersebarangan, namun sekarang bersama-sama bergabung dalam Koalisi Adil dan Makmur lantaran ingin adanya perubahan. Prabowo meminta kepada relawan untuk tidak melihat kebelakang tetapi masa depan.
“Kita sadar bahwa sekarang saatnya jangan melihat ke belakang, jangan lihat perpecahan. Mari kita cari persatuan, mari kita bersatu dan mari kita selamatkan masa depan kita dan anak-anak kita,” ujar dia.
Editor: Khoiril Tri Hatnanto