Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Purbaya Ungkap Cukai Minuman Berpemanis Batal Diterapkan di 2026, Ini Alasannya
Advertisement . Scroll to see content

Profil Agus Pambagio yang Bongkar Whoosh Adalah Ide Jokowi

Jumat, 17 Oktober 2025 - 21:55:00 WIB
Profil Agus Pambagio yang Bongkar Whoosh Adalah Ide Jokowi
Profil Agus Pambagio. Stasiun Whoosh Karawang. (Foto: Dok. BKIP Kemenhub)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id -  Profil Agus Pambagio yang bongkar Whoosh adalah ide Jokowi kembali menjadi sorotan publik, terutama setelah pengakuannya terkait asal-usul proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh, serta kondisi utang besar yang kini membelit pengelolanya.

Dalam perkembangan terbaru, Agus juga menyinggung bagaimana proyek ini sejak awal sudah dianggap tidak layak (feasible) secara finansial dan kini menimbulkan beban besar terhadap keuangan negara.

Profil Agus Pambagio

Agus Pambagio dikenal sebagai seorang analis kebijakan publik dan pakar transportasi yang kerap memberikan pandangan kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah, terutama di sektor infrastruktur, transportasi, dan pelayanan publik. Ia memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman panjang di bidang manajemen kebijakan publik serta pernah menjabat di berbagai posisi penting, termasuk di Kementerian Perdagangan dan sejumlah lembaga swasta maupun BUMN.

Kariernya yang panjang di dunia kebijakan publik membuat Agus sering diminta menjadi narasumber oleh media nasional karena pandangannya yang tajam, independen, dan berbasis data.

Selain dikenal sebagai akademisi dan praktisi kebijakan, Agus Pambagio juga merupakan figur yang vokal terhadap proyek-proyek besar pemerintah, seperti Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh). Ia tidak segan mengkritik langsung kebijakan yang dianggap tidak transparan atau berpotensi merugikan negara. Dalam berbagai kesempatan, Agus menegaskan pentingnya prinsip akuntabilitas dan kelayakan ekonomi (feasibility) dalam setiap proyek infrastruktur.

Gaya bicaranya yang lugas dan berani menjadikan Agus Pambagio sebagai salah satu suara publik yang berpengaruh dalam mengawal kebijakan transportasi dan pembangunan nasional.

Awal Proyek Kereta Cepat

Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung awalnya disebut sebagai salah satu proyek infrastruktur unggulan era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Namun, dalam pandangan sejumlah analis, termasuk Agus Pambagio, proyek tersebut sejak awal tidak didukung kajian kelayakan ekonomi yang matang.

Agus mengaku pernah diundang ke Istana Bogor pada 2019 untuk membahas proyek tersebut secara langsung bersama Presiden Jokowi. Dalam pertemuan itu, menurut Agus, Jokowi mengakui bahwa proyek Whoosh merupakan idenya sendiri. 

Sejak saat itu, Agus terus bersuara kritis dan memperingatkan bahwa proyek ini akan membebani negara, terutama karena skema pendanaan yang berubah dari Jepang ke Cina dengan bunga pinjaman lebih tinggi. 

Purbaya Tegaskan Bayar Utang Whoosh Bukan Pakai APBD

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCIC) atau Whoosh tidak akan menggunakan alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurutnya, kewajiban pembayaran utang tersebut akan diselesaikan melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), sebagai entitas yang menaungi berbagai aset dan investasi BUMN.

“Bukan enggak dibayar, tapi (lewat) Danantara, bukan APBN. Arahan saya maunya ke sana,” ujar Purbaya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (15/10/2025).

Purbaya menjelaskan bahwa Danantara memiliki kapasitas keuangan yang memadai untuk menanggung kewajiban tersebut. Hal itu didasarkan pada peran Danantara yang menerima dividen dari berbagai entitas BUMN, sehingga memiliki sumber pendanaan sendiri tanpa perlu mengandalkan dana negara.

“Kalau dulu kan semuanya pemerintah. Tapi ketika sudah dipisahkan, dan seluruh dividen masuk Danantara. Dia cukup mampu untuk itu (membayar utang),” tambahnya.

Sebelumnya, isu mengenai pembayaran utang proyek kereta cepat Whoosh sempat menjadi sorotan publik karena besarnya nilai kewajiban yang harus ditanggung oleh pihak konsorsium. Proyek strategis nasional ini merupakan hasil kerja sama antara Indonesia dan China, melalui konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Dengan penegasan tersebut, Purbaya memastikan bahwa beban keuangan proyek Whoosh tidak akan dialihkan ke APBN, melainkan tetap menjadi tanggung jawab badan usaha yang terlibat melalui skema Danantara.

Terkait kehadiran kereta cepat Whoosh ini, analis kebijakan publik, Agus Pambagio, coba mengungkap secara tuntas.

Menurut Agus, mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pernah mengumbar janji bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCBJ) tidak akan rugi.

Selain itu, menurut Agus, Jokowi juga menyebut proyek tersebut baik untuk bangsa dan negara.

Janji itu disampaikan Jokowi kala Agus bertemu Presiden RI ke-7 tersebut di Istana Bogor pada 2019 silam.

Dalam pertemuan ini, Agus sendiri sudah menyatakan penolakan terhadap proyek kereta yang diberi nama Whoosh itu karena sudah dianggap tidak layak diteruskan.

“Pak Presiden waktu itu memberikan penjelasan bahwa ini tidak akan rugi, ini pasti baik buat bangsa ini karena berteknologi tinggi, dan seterusnya,” papar Agus, melansir siniar dari akun YouTube Forum Keadilan, Jumat (17/10/2025).

Selanjutnya, Agus Pambagio juga mengungkap ekspresi Jokowi saat diberitahu bahwa proyek kereta cepat ini tidak feasible (layak, bisa dilakukan, dan berpeluang berhasil)

Saat itu, Jokowi hanya senyum dan tetap yakin bahwa proyek tersebut tidak akan merugi.

“Tipikal Pak Jokowi, senyum gitu. Nggak ada yang aneh-aneh, ‘bisa kok ini’, gitu. Pokoknya, jalan,” ujarnya.

Agus mengaku, saat akan bertanya lagi kepada Jokowi setelah menyampaikan penolakan proyek KCJB ini, dirinya justru dikode oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) untuk tidak bertanya.

“Saya kan mau tanya lagi, saya dicolek, diinjak sama Pak Wantimpres. Ya sudah saya diam. Yang teman-teman lain juga banyak mungkin mau tanya,” ungkapnya.

Kemudian Agus juga mengungkap bahwa Jokowi mengaku, itu adalah idenya sendiri untuk menggandeng China/Tiongkok dalam proyek Whoosh, padahal sebelumnya sudah ada feasibility study bersama Jepang.”

Isu Utang dan Respons Pemerintah

Kondisi terkini menunjukkan bahwa masalah finansial proyek Whoosh memang semakin serius. Agus menyebut Danantara entitas yang kini membawahi PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sedang mengalami kesulitan membayar utang besar proyek tersebut.

Agus mengingatkan bahwa jika pemerintah tidak berhati-hati, utang tersebut bisa menjadi beban jangka panjang bagi keuangan negara. Ia pun memuji langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang menolak penggunaan APBN untuk menutup utang Whoosh, meski mendapat tekanan dari sejumlah pihak elit.

Purbaya menjelaskan bahwa proyek kereta cepat itu dikelola oleh BUMN di bawah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), sehingga tidak semestinya ditalangi pemerintah.

Menurut Purbaya, Danantara sudah memiliki sumber keuangan dan dividen sendiri. “Yang jelas sekarang saya belum dihubungi tentang masalah itu, tapi KCIC di bawah Danantara kan, kalau di bawah Danantara kan mereka sudah punya manajemen sendiri, punya dividen sendiri,” ujar Purbaya saat Media Gathering di Bogor, Jumat (10/10/2025).

Purbaya juga mengungkap bahwa Danantara mampu memperoleh sekitar Rp80 triliun dividen per tahun, sehingga seharusnya proyek Whoosh bisa dibiayai tanpa mengandalkan uang negara.

“Jangan kita lagi, karena kan kalau enggak ya semua kita lagi termasuk dividennya. Jadi, ini kan mau dipisahin swasta sama government,” tegasnya.

Kata Mahfud MD Soal Kereta Cepat

Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, membeberkan adanya dugaan mark up besar-besaran pada proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh. Menurutnya, lonjakan biaya itu tidak wajar karena mencapai hingga tiga kali lipat dari standar pembangunan di negara lain.

Mahfud menjelaskan bahwa biaya pembangunan kereta cepat di China hanya sekitar 17 juta dolar AS per kilometer (km). Namun, saat proyek serupa dikerjakan di Indonesia, biayanya melonjak menjadi 52 juta dolar AS per km.

“Ada dugaan mark up. Dugaan mark up-nya begini, itu harus diperiksa uang lari ke mana. Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per 1 kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar AS, tapi di China sendiri, hitungannya 17–18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat,” ujar Mahfud dalam video yang diunggah di kanal YouTube Mahfud MD Official, dikutip Jumat (17/10/2025).

Mahfud kemudian mempertanyakan ke mana selisih dana yang begitu besar itu mengalir.

“Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. 17 juta dolar AS ya, dolar Amerika nih, bukan rupiah, per kilometernya menjadi 52 (juta dolar AS) di Indonesia,” katanya.

Pernyataan Mahfud MD ini sontak memancing perhatian publik dan lembaga penegak hukum, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketua KPK Setyo Budiyanto menanggapi langsung tudingan tersebut dengan mengatakan bahwa KPK memerlukan data dan dokumen pendukung agar dapat menindaklanjutinya secara resmi.

“Kalau Pak Mahfud menyampaikan seperti itu ya mudah-mudahan ada informasi, ada data dan dokumen yang bisa mendukung kejelasan dari yang disampaikan,” ujar Setyo saat ditemui di Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Ia menambahkan bahwa KPK sejauh ini belum menerima informasi resmi yang serupa dengan pernyataan Mahfud. Oleh karena itu, langkah lanjutan masih menunggu keputusan Mahfud apakah bersedia menyerahkan bukti atau dokumen yang dimaksud.

“Saya yakin beliau mungkin punya (dokumen pendukung), tinggal nanti apakah beliau mau menyerahkan atau apa, tergantung dari beliau,” tambah Setyo.

Lebih lanjut, Setyo tidak secara tegas menyebut apakah KPK akan menjemput bola untuk meminta klarifikasi langsung kepada Mahfud. Menurutnya, setiap informasi yang masuk akan lebih dulu ditelaah oleh Kedeputian terkait di lembaga antirasuah itu.

“Ya biar ditelaah dulu di level kedeputiaan apa yang harus dilakukan dengan informasi tersebut,” tandasnya.

Dengan adanya pernyataan dari dua tokoh nasional ini, publik kini menyoroti transparansi dan akuntabilitas proyek Kereta Cepat Whoosh, yang sejak awal telah dikritik karena pembengkakan biaya dan perubahan skema kerja sama dari Jepang ke China.
 Isu dugaan mark up ini menambah daftar panjang persoalan yang membayangi proyek transportasi berteknologi tinggi tersebut, yang awalnya digadang-gadang sebagai simbol kemajuan infrastruktur nasional.

Profil Agus Pambagio yang bongkar Whoosh adalah ide Jokowi kini menjadi pengingat bahwa proyek prestisius tanpa perhitungan matang bisa berubah menjadi beban berat bagi generasi berikutnya.

Editor: Komaruddin Bagja

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut