Protes Orang Tua soal Tradisi Wisuda TK-SMA, Ini Kata Dosen PGSD
JAKARTA, iNews.id - Media sosial tengah diramaikan dengan protes orang tua terhadap tradisi wisuda TK-SMA. Sejumlah argumen muncul menyebutkan wisuda hanya untuk perguruan tinggi, dan wisuda TK-SMA dikhawatirkan makna sebenarnya.
Tak hanya itu, penolakan wisuda ini juga banyak dinilai karena pemborosan dan membebani para orang tua murid, pasalnya para orang tua harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi terselenggaranya acara tersebut.
Merespons hal itu, Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UM Surabaya Holy Ichda Wahyuni mengatakan bahwa pada dasarnya dirinya kurang sepakat dengan prosesi wisuda siswa usia dini seperti wisuda mahasiswa perguruan tinggi. Sebab, sebaiknya dilakukan sesuai dengan perkembangan anak.
“Anak usia dini nuansa pelepasan akhir tahun seharusnya diarahkan pada seremoni yang mendukung penyaluran kreasi siswa. Seperti seni tari, membaca puisi, menyanyi, hal-hal tersebut lebih banyak manfaatnya dalam menumbuhkan rasa percaya diri anak sejak dini,” tutur Holy dikutip Sabtu (17/06/2023).
Selain itu, ia berharap acara pelepasan lebih banyak dikemas menjadi sarana yang lebih intimate bagi forum komunikasi guru dan orang tua siswa.
Sementara itu, memandang makna toga sebagai bentuk kelulusan mahasiswa di jenjang sarjana, apabila tetap ditempatkan pada makna yang sebenarnya justru dapat menjadi value yang meningatkan motivasi siswa di jenjang PAUD, SD, SMP, maupun SMA.
“Membangun kesadaran dan harapan bahwa perjalanan pendidikan mereka masih panjang. Memacu semangat dan daya juang anak untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi,” kata Holy
Editor: Puti Aini Yasmin