Puan Maharani: Saya Ketua DPR, Pulang ke Rumah Tetap Urus Anak dan Meja Makan
JAKARTA, iNews.id - Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDIP, Puan Maharani menegaskan perempuan harus mampu berprestasi namun tetap ingat akan kodratnya. Hal tersebut disampaikannya dalam acara temu kader Srikandi PDIP digelar di GOR Way Handak, Kabupaten Lampung Selatan, Kamis (25/8/2022) yang dihadiri sekitar 8.000 kader perempuan.
Menurutnya, partisipasi perempuan di bidang politik harus mendapat dukungan.
“Ini menunjukkan perempuan bisa. Perempuan mampu. Perempuan harus diberi kesempatan. Perempuan harus punya peluang. Perempuan bisa hebat,” kata Puan.
Mantan Menko PMK itu mengingatkan agar Srikandi PDIP untuk tidak melupakan kodratnya sebagi perempuan. Sekali pun memiliki eksistensi di luar rumah, kata Puan, perempuan tetap harus menjaga perannya sebagai ibu dan istri.
“Kalau kita diberi kesempatan, diberi peluang, juga diberi izin dari rumah, pasti kita bisa jadi perempuan-perempuan hebat. Sudah ada buktinya nyata,” ucapnya.
Puan memberi contoh bagaimana Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang pernah menjadi presiden dan wakil presiden masih tetap menjalankan tugasnya sebagai ibu dan istri. Hal tersebut yang kemudian dia teladani dari sang ibunda sebagai wanita karier.
“Memang kerja-kerja kita itu akan 2 kali lipat dibanding laki-laki. Saya merasakan itu, karena sudah kerja di luar pas pulang ke rumah harus tetap urusin rumah. Tetap harus ada makanan di meja makan. Kalau ada anak, ngurusin anak,” tutur Puan.
“Walaupun saya sudah jadi Ketua DPR, sama kalau ke rumah buka tudung saji, saya cek ada makanan nggak. Nasinya anget enggak,” ujarnya.
Ketika anak-anaknya masih sekolah, Puan pun tetap rajin mengecek keperluan mereka setelah pulang kerja. Mulai dari seragam sampai pekerjaan rumah (PR) kedua anaknya.
“Tetap saya perhatikan, anak saya sudah belajar atau belum. Malam sebelum anak-anak tidur saya harus baca cerita untuk anak-anak,” sebut Puan.
Tak hanya sekadar membaca buku, Puan bahkan berkreasi mengarang cerita ketika anak-anaknya masih kecil. Cerita yang dia sampaikan banyak yang mengajarkan pesan moral.
“Intinya adalah bagaimana memberikan pesan moral pada anak-anak. Hidup jadi orang baik, berbakti pada orang tua,” ucapnya.
Puan juga mengungkap, walaupun dia tak pandai memasak, namun dia masih tetap bisa menyiapkan makanan untuk keluarganya manakala dibutuhkan.
“Saya enggak pinter masak. Tapi ceplok telor bisa lah. Nasi goreng bisa lah. Ayam goreng saya bisa lah. Ini penting. Kenapa? Karena masakan ibu itu akan diingat anak sepanjang masa,” ucap Puan.
Dia mengungkapkan dukungan dari keluarganya yang membuat dia bisa sampai pada titik saat ini. Puan pun memberi semangat kepada seluruh perempuan Indonesia, khususnya Srikandi PDIP agar berani mengejar cita-cita.
“Kalau satu perempuan punya cita-cita mendapat posisi di manapun dia berada, berarti perempuan lain pun pasti bisa. Di Lampung sudah banyak bupati perempuan. Kita juga punya banyak menteri perempuan, sudah ada wakil presiden perempuan, ada presiden perempuan,” katanya.
“Artinya insya Allah 2024 akan ada lagi kepala daerah perempuan, menteri perempuan, presiden perempuan juga akan ada lagi insya Allah. Tapi semua itu harus dengan perjuangan,” tutur Puan.
Oleh karenanya, Puan meminta kader-kader PDIP berjuang dan turun ke bawah bertemu rakyat untuk menyampaikan partai berlambang banteng moncong putih itu akan selalu siap mendampingi rakyat.
“Saya yakin, kalau perempuan sudah turun, pasti semua nurut. Paling nggak suami, anak nurut. Jadi ibu-ibu perempuan bisa bekerja dan berkarya di garda terdepan. Perempuan harus berpolitik. Kita ngatur uang belanja aja berpolitik,” kata Puan.
“Saya minta Srikandi harus semangat menuju 2024. Srikandi harus solid. Sebagai perempuan kita tunjukkan kita bisa, kita mampu memenangkan pilpres, pileg, dan pilkada Lampung Selatan,” tuturnya.
Puan mengatakan, para kader harus semangat memenangkan PDIP di Pemilu 2024 nanti.
“Ternyata di Lampung Selatan saya punya teman-teman, saudara-saudara perempuan hebat, yang pasti nanti akan mendukung perempuan hebat,” kata Puan.
Editor: Rizal Bomantama