Puisi Sumpah Pemuda 3 Bait, Bangkitkan Semangat Persatuan
JAKARTA, iNews.id - Puisi Sumpah Pemuda 3 bait berikut merupakan sebuah karya sastra yang menggambarkan semangat dan tekad para pemuda Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Dalam bait-baitnya, puisi ini mengungkapkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa, serta pentingnya menjaga keutuhan Indonesia.
Puisi-puisi tersebut juga menjadi simbol dari semangat perjuangan generasi muda Indonesia dalam membangun negara yang lebih baik. Melalui kata-kata yang indah dan penuh makna, puisi ini membangkitkan semangat nasionalisme dan rasa cinta tanah air.
Adapun delapan contoh puisi Sumpah Pemuda 3 bait adalah sebagai berikut.
Sumpah Pemuda
Menjadikan kita satu
Satu tumpah darah
Satu bangsa
Satu bahasa
Memberikan kita rasa
Rasa cinta
Rasa suka cita
Rasa bangga
Berkat sumpahmu
Kini Garuda telah bangkit bangkit dari kematian yang suri
Perjuanganmu sungguh kemuliaan
Takkan dapat tergantikan
Terima kasih pemuda.
Jerit Pejuang
Entah, tak tahu apa itu letih?
Pelatuk lepas di saban hari
Menggigit satu persatu pribumi
Meski terseok langkah ini, jiwa tetaplah gigih
Duh Gusti,
Sampailah kapan perbudakan ini
Diadu domba dengan saudara sendiri
Remuk negeri ini oleh akal-akalan bulus para pencuri
Hingga terbitlah Sumpah Pemuda
Perekat yang hadir kala mozaik rusak
Adorasi panjang untuk mendapatinya
Haraplah, harap guyub semua
Kenangan Sumpah Pemuda
Hampir 100 tahun silam engkau dilahirkan
Walau telah tiada, namamu tetap harum
Bak bunga pengantin nan belum layu
Jasa-jasamu masih tetap tertanam kuat dalam benakku
Engkau satukan banyak pulau dalam satu wadah
Engkau tetapkan warna suci dan berani sebagai bendera kita
Dan bahasa yang merdu serta nyaring untuk dilantunkan
Engkau kobarkan api semangat nan menggebu-nggebu
Dari 10 pemuda dapat merubah dunia
Pemuda itu cahaya dan api yang menyala
Pemuda itu pelopor pembawa obor masa depan
Penggerak nurani tua yang gersang
Bangun Saudaraku
Selamat pagi Indonesia
Selamat kembali menyapu luka
Biarkan kami yang bekerja
Mengusap luka yang tak pernah reda
Bangun saudara-saudaraku
Jadikan Garuda kembali terbang
Agar membawa racun pergi dari negeri
Memakan tikus-tikus yang tak tahu diri
Salam dari kami para pemuda pemudi
Kami merindukan demokrasi dan keadilan
Sumpah kami bukan serapah
Sumpah kami adalah perjuangan dan darah
Ketika Seorang pemuda Bersumpah
Darah bergejolak saat terhina
Gemetar tubuhnya saat melihat ketidak setujuan
Gemeretak giginya berpadu dengan nafsu
Kepal tangannya sekuat batu
Robohkan segala ketidaknyamanan
Itulah yang terbersit dalam dadanya
Sekali lagi berbuat semena-mena
Pemuda tak kuasa menahan amarahnya
Selain majuuuu dan terus majuuuuu
Pantang bagi pemuda kembali mundur
Karena Pemuda adalah jiwaku dan jiwamu
Kami pemuda pemudi Indonesia
Berjuang untukmu bangsa
Bersatu padu untuk tanah air Indonesia
Kami, pemuda Indonesia
Kami pemuda pemudi Indonesia
Tak akan ingkar pada janji pemuda
Janji yang kami kukuhkan untuk bangsa
Untukmu Indonesia
Dan kami pemuda pemudi Indonesia
Mengikat erat satu bahasa
Bahasa yang mempersatukan kita
Bahasa Indonesia
Bangkitlah Pemuda
Jangan hanya membaca
Tapi juga bertanya
Kemana pergi arahnya
Apa yang diingini semua
Akan kemajuan negara
Lima puluh tahun lebih sudah
Darah mereka bersimbah
Kesetiaan yang tidak terpecah
Tanpa ada rasa pasrah
Walau demi manusia serakah
Wahai kau para pemuda
Ini negara kita bersama
Jangan bertopang dagu saja
Tunjukkan kalau kau bisa
Semua demi Pancasila
Pemuda Bangsa
Wahai pemuda
Jagalah kesatuan dan persatuan Indonesia
Saling menguatkan dan selalu membela bangsa ini
Jangan biarkan perseteruan memecah belah bangsa ini
Mencintai dengan sepenuhnya tanah air Indonesia
Kami pemuda yang bersatu dan berjanji pada negeri kami
Tidak akan membiarkan tanah air ini hancur begitu saja
Di sinilah kau tumbuh dan belajar
Membentangkan sayap-sayap persatuan demi bangsa ini
Wahai pemuda
Tanpamu bangsa ini perlahan runtuh
Selalu kuatkan keyakinan demi bangsa ini
Tak rela jika terjadi penindasan
Teruslah membela tanah air tercinta ini
Demikian beberapa puisi Sumpah Pemuda 3 bait. Semoga menginspirasi.
Editor: Komaruddin Bagja