Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar Ungkap Ditelepon Seseorang Minta Muktamar Diundur
JAKARTA, iNews.id - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar mengeluarkan surat perintah pelaksanaan Muktamar NU ke-34 pada 17 Desember 2021. Dia pun menjelaskan alasannya saat bertemu 27 perwakilan PWNU di kantor pusat PBNU, Jakarta, Senin (29/11/2021).
Salah satu alasannya yakni ada seseorang mengatasnamakan intelijen yang meminta agar Sang Kyai mengundur perhelatan Muktamar NU.
"Saya ditelepon orang dari Amerika mengatasnamakan intelijen, dia mantan duta besar, saat itu dia sedang ada di Amerika. Saya ditelepon dari Amerika minta supaya Muktamar diundur karena yang menginginkan Muktamar 2021 punya niat jelek, saya kaget," ujar dia.
KH Miftachul Akhyar pun memberi jawaban atas telepon orang tersebut.
"Yang minta Muktamar tahun ini saya, kok ada niat jelek wong saya hanya ingin khusnul khotimah dalam berkhidmat," ucapnya.
Lelaki tersebut juga meminta agar KH Miftachul Akhyar dapat mengintervensi untuk penundaan Muktamar di Februari atau Maret 2022.
"Ini sudah mundur Desember 2021 mestinya Muktamar itu diselenggarakan 22 Oktober 2021. Ini darurat, tidak boleh diperpanjang, coba dikaji tidak bisa tambah-tambah," ujar Ketua Umum MUI ini.
"Tetapi tetap ngotot namun saya biarkan. Dengan kejadian itu di Khutbah Iftitah langsung saya katakan, saya minta muktamar diselenggarakan pada bulan Desember tahun ini karena ada telepon upaya-upaya saya tidak tahu apa maksudnya," tuturnya.
Dia menjelaskan jika Muktamar dilaksanakan lewat dari tanggal 25 Desember 2021 maka hasil Kombes NU sudah habis masa khidmatnya dan tidak ada pengurus PBNU. Oleh sebab itu Muktamar NU harus diputuskan dalam waktu yang secepat-cepatnya.
Terkait surat tersebut, dia berkomitmen untuk bertanggung jawab apapun keputusannya.
"Itu tanggung jawab saya, saya siap bertanggung jawab apapun kalau memang salah. Saya siap bertanggung jawab dengan surat perintah teman-teman panitia," kata dia.
"Mudah-mudahan tetap kita ajak semuanya koordinasi dengan baik Tanfidziyah dan Syuriah. Kita upayakan berjalan dengan sejuk damai menghasilkan maslahat dan manfaat," tuturnya.
Editor: Rizal Bomantama