Rangkaian Peristiwa Jelang Proklamasi 17 Agustus 1945, Diawali Jepang Menyerah ke Sekutu
JAKARTA, iNews.id - Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Sebelumnya, pemerintah pendudukan Jepang telah menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia.
Hal ini dilatarbelakangi dengan kian terpojoknya posisi Jepang yang menyerah kepada militer Sekutu pada perang di Asia-Pasifik. Untuk mempersiapkan kemerdekaan seperti yang dijanjikan, Jepang pun membentuk BPUPKI pada April 1945.
Dalam buku Proklamasi Kemerdekaan Bangsaku dari penulis Darto Singo, menyebut BPUPKI dibubarkan setelah menuntaskan tugasnya yaitu membahas rumusan rumusan dasar negara dan rancangan undang-undang dasar. Setelah itu, Jepang membentuk PPKI pada 7 Agustus 1945.
Badan tersebut beranggotakan 27 orang yang dipilih oleh Jepang. Dua hari setelah pembentukan PPKI, tiga anggotanya yaitu Soekarno, Mohammad Hatta, dan Radjiman meninggalkan Jakarta untuk memenuhi panggilan Panglima Perang Tertinggi Jepang Wilayah Selatan (Asia Tenggara) Jenderal Besar Terauchi Hisaichi.
Tanpa mengetahui apa maksud dan tujuan Terauchi memanggil, ketiganya terbang menuju Dalat, Vietnam dengan terlebih dulu transit di Singapura, lalu Saigon. Pada 12 Agustus 1945, mereka tiba di Dalat yang merupakan markas besar tentara Jepang wilayah selatan.
Dalam pertemuan, Terauchi menyatakan bahwa Kerajaan Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Terkait pelaksanaan kemerdekaan, dilakukan setelah PPKI selesai mempersiapkannya. Dua hari setelah itu, Soekarno, Hatta, dan Radjiman kembali ke Tanah Air.

Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Kaisar Hirohito mengumumkan kekalahan negaranya secara langsung lewat radio.
Langkah yang diambil Jepang itu tidak terlepas dari kondisi Jepang, usai serangan bom atom oleh Amerika Serikat ke Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945, disusul Kota Nagasaki yang dijatuhi bom atom tiga hari kemudian.
Mengetahui Jepang kalah, golongan muda menggelar rapat di Jalan Pegangsaan Timur pada 15 Agustus 1945. Rapat itu menghasilkan keputusan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak dapat digantungkan pada negara lain sebab merupakan hak rakyat Indonesia dan mendesak agar kemerdekaan bisa segera diproklamasikan.
Malam harinya, Wikana dan Darwis, menemui Soekarno di rumahnya untuk menyampaikan hasil rapat tersebut. Mereka mendesak agar kemerdekaan Indonesia diumumkan malam itu. Namun, Soekarno enggan bertindak gegabah.
Hatta, yang datang belakangan, bersikap sama dengan Soekarno. Golongan tua menginginkan kemerdekaan Indonesia dilakukan sesuai dengan langkah persiapan yang dilakukan PPKI.
Peristiwa yang terjadi berikutnya adalah penculikan Soekarno dan Hatta pada 16 Agustus 1945 ke Rengasdengklok. Langkah ini ditempuh demi menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang dan mendesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Rengasdengklok dipilih sebagai tempat mengungsikan Soekarno-Hatta karena dianggap aman dan dikuasai oleh PETA (Pembela Tanah Air). Sementara itu, PPKI mengadakan sidang di Jakarta, yang tentu saja tidak dihadiri oleh Soekarno dan Hatta. Selanjutnya, terjadi perbincangan antara Ahmad Soebardjo dari golongan tua dengan Wikana dari golongan muda, yang menghasilkan kesepakatan proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jakarta.

Ahmad Soebardjo pun menyusul Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, menjamin bahwa kemerdekaan Indonesia akan dilakukan pada 17 Agustus 1945.
Soekarno-Hatta dan rombongan tiba di Jakarta sekitar pukul 23.30. Tanpa menunggu lama, setelah pulang ke rumah masing-masing, mereka berkumpul di rumah Laksamana Tadashi Maeda.
Maeda mengatakan kepada Ahmad Soebardjo bahwa ia menjamin keselamatan para tokoh tersebut selama berada di rumahnya.
Sebelum merumuskan naskah proklamasi, Soekarno-Hatta menemui Mayor Jenderal Nishimura. Nishimura mengatakan bahwa kekalahan Jepang dari Sekutu membuatnya tidak diperkenankan mengubah status politik Indonesia.
Mereka pun menyimpulkan, pembicaraan dengan pihak Jepang mengenai kemerdekaan Indonesia tidak ada gunanya lagi.
Di rumah Maeda, pada tanggal 17 Agustus 1945 dini hari, teks proklamasi dirumuskan oleh Soekarno, Hatta, dan Soebardjo.
Setelah selesai, para tokoh dari golongan tua dan golongan muda meninggalkan rumah Maeda pada pukul 5 pagi. Mereka sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilakukan pada pukul 10 pagi di rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq