Rangkap Jabatan Rais Aam, PBNU: Maruf Amin Diganti usai Ibadah Haji
JAKARTA, iNews.id – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memastikan KH Maruf Amin tidak akan menjabat lagi sebagai Rais Aam PBNU. Kendati demikian, pencopotan dilakukan seusai Maruf pulang dari menunaikan ibadah haji.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj menuturkan, jabatan Rais Aam PBNU nantinya akan diserahkan kepada wakil Rais Aam. Untuk itu, PBNU akan menggelar pertemuan besar untuk menentukan penggantian tersebut. "Setelah beliau (Maruf pulang) dari haji, kita akan mengadakan rapat lengkap dengan mustasyar (dewan penasihat), syuriah (badan musyawarah) dan tanfidziyah," ujar Said di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (14/8/2018).
Said menerangkan, rencana penggantian Maruf dari jabatan Rais Aam terkait dengan posisinya saat ini sebagai cawapres Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.
Dalam AD/ART PBNU, posisi Rais Aam dan Ketua Umum PBNU tidak diperbolehkan rangkap jabatan dengan jabatan politik. Penunjukan Maruf Amin sebagai cawapres bersinggungan dengan AD/ART Nahdlatul Ulama BAB XVI tentang Rangkap Jabatan. AD/ART ini dihasilkan dari Muktamar ke-33 Jombang pada 2015
”Dalam pasal 51 dijelaskan Rais Aam tidak diperkenankan mencalonkan diri atau dicalonkan dalam pemilihan jabatan politik,” kata Said.
Selanjutnya Bab XV tentang Pengisian Jabatan Antar Waktu Pasal 48 tertulis; "Apabila Rais Aam berhalangan tetap, maka wakil Rais Aam menjadi pejabat Rais Aam".

Munculnya desakan bagi Maruf untuk mundur dari posisi Rais Aam PBNU salah satunya berasal dari pernyataan KH Mustofa Bisri (Gus Mus). Kiai kharismatik asal Rembang itu mengungkapkan bahwa Maruf harus mundur dari posisi Rais Aam PBNU karena maju dalam kontestasi Pilpres 2019.
Gus Mus menyebutkan, bahwa PBNU sama sekali tidak berhubungan dengan politik praktis maupun partai politik manapun. Karena itu sudah seharusnya Rais Aam PBNU harus dalam posisi netral di publik.
Sementara itu Maruf Amin mengaku akan konsisten pada aturan organisasi. Dia pun siap untuk meninggalkan jabatan Rais Aam PBNU. Penegasan ini disampaikan melalui Ketua PBNU Robikin Emhas. “Saya konsisten mengikuti aturan organisasi,” kata Maruf sebagaimana disampaikan kembali oleh Robikin.
Robikin menjelaskan, PBNU juga telah mengirimkan utusan untuk menemui sejumlah ulama berpengaruh dan para kiai sepuh di lingkungan NU guna menjelaskan posisi NU terkait dengan situasi politik belakangan ini.
Editor: Zen Teguh