Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ibu Balita di Sukabumi Ungkap Keseharian Anaknya sebelum Tewas Dipenuhi Cacing
Advertisement . Scroll to see content

Respons BPJS Kesehatan soal Raya Balita di Sukabumi Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing

Rabu, 20 Agustus 2025 - 13:38:00 WIB
Respons BPJS Kesehatan soal Raya Balita di Sukabumi Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing
Ilustrasi balita. (Foto: Pixabay)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan buka suara soal kisah tragis balita bernama Raya (3) asal Sukabumi, Jawa Barat yang meninggal dunia setelah dirawat sembilan hari di rumah sakit akibat cacingan akut. BPJS Kesehatan menyampaikan dukacita.

“Menanggapi peristiwa tersebut, tentu BPJS Kesehatan turut berduka cita atas meninggalnya balita di Sukabumi,” kata Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizzky Anugerah dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (20/8/2025).

Relawan Rumah Teduh Sukabumi mengungkapkan perawatan medis yang dijalani Raya sempat terkendala biaya karena tidak memiliki identitas resmi maupun kepesertaan BPJS Kesehatan.

Rumah Teduh Sahabat pun menjadi pihak yang mendampingi pengobatan Raya, bahkan harus menanggung biaya hingga Rp23 juta karena bocah itu tidak tercatat sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Rizzky menyampaikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tercatat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan salah satu syarat dalam proses pendaftaran sebagai peserta JKN. 

“Sebab, NIK merupakan identitas yang melekat ke setiap penduduk Indonesia dari awal lahir sampai tutup usia. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk mengurus dan memiliki NIK,” jelasnya.

Bagi warga kurang mampu, kata Rizzky, maka dapat diusulkan untuk didaftarkan sebagai peserta yang ditanggung pemerintah, baik oleh pemerintah pusat (PBI), maupun oleh pemerintah daerah (PBPU Pemda), sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Kami juga mengimbau masyarakat untuk memastikan status kepesertaan JKN-nya aktif, supaya tidak mengalami kendala saat mengakses layanan kesehatan,” tutur dia.

Sebelumnya, video yang memperlihatkan kondisi balita dengan tubuh dipenuhi cacing viral di media sosial. Balita bernama Raya (3) itu meninggal dunia setelah sembilan hari dirawat di rumah sakit. 

Upaya relawan kemanusiaan dari Rumah Teduh Sukabumi untuk menyelamatkan nyawanya pun berakhir haru. Dalam video tersebut, terlihat kondisi kritis Raya saat cacing gelang sepanjang 15 sentimeter keluar dari hidung dan mulutnya. 

Tak hanya itu, ratusan cacing juga keluar dari anus dan alat kelaminnya, sebagian besar masih hidup. Bahkan setelah dikeluarkan sebanyak 1 kilogram, jumlah cacing di tubuhnya masih banyak. 

Hasil CT scan dan rontgen menunjukkan, ratusan telur cacing sudah bersarang di kepala Raya.

Humas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH Kota Sukabumi, dr Irfan menyampaikan, Raya dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) oleh relawan dan keluarga pada Minggu (13/7/2025) pukul 20.00 WIB.

"Pasien datang dibawa keluarga dan tim pengantar dalam keadaan tidak sadar. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan syok atau kekurangan cairan berat," ujar dr Irfan, Selasa (19/8/2025).

Setelah kondisinya sedikit stabil, Raya dirujuk ke ruang PICU untuk mendapat penanganan intensif. Dari pemeriksaan medis, diketahui bahwa Raya menderita askariasis, yaitu infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang biasanya hidup di tanah.

"Infeksi bisa terjadi ketika telur cacing tertelan, baik melalui makanan, minuman maupun tangan yang kotor. Telur akan menetas di usus, lalu berkembang jadi larva yang bisa menyebar lewat aliran darah ke organ-organ, bahkan otak. Itu sebabnya pasien bisa tidak sadar," ucapnya.

Dia menduga, infeksi terjadi karena Raya sering bermain di tanah tanpa sandal, ditambah kondisi rumah panggung sederhana yang berdiri di atas tanah terbuka. 

Dia juga menyebut kemungkinan adanya komplikasi tuberkulosis meningitis karena orang tua Raya sedang menjalani pengobatan TB paru.

"Kasus parah seperti ini sangat jarang hingga berujung kematian. Pasien juga diduga mengalami komplikasi tuberkulosis meningitis, mengingat orang tuanya sedang dalam pengobatan TB paru. Jadi kemungkinan penyebabnya kombinasi antara infeksi cacing dan TB," katanya.

Meski sudah dilakukan berbagai upaya medis, kondisi Raya yang sudah sangat kritis membuat obat cacing tidak bekerja optimal. 

"Raya dibawa ke rumah sakit dalam kondisi terminal. Kalau penilaian saya pribadi sudah amat sangat terlambat dibawa ke rumah sakit. Obat yang kita berikan tidak bisa seefektif itu. Pada akhirnya, Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025 pukul 14.24 WIB," ucapnya.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut