RI Hasilkan 1,48 Miliar Ton Emisi Gas Rumah Kaca pada 2020, Setara 3,1 Persen GRK Global
JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) Kukuh S Achmad mengatakan, catatan negatif terhadap kegiatan pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang tidak efisien dalam menghasilkan barang atau jasa. Hal ini, dapat dilihat dari tingginya emisi gas rumah kaca.
“Menurut data dari Climate Watch, pada 2020 Indonesia menghasilkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sekitar 1,48 miliar ton/gigaton atau setara 3,1 persen emisi GRK global. Adapun emisi terbesar Indonesia berasal dari sektor industri dan yang kedua transportasi,” ujar Kukuh dalam pidatonya saat membuka acara Bulan Mutu Nasional (BMN) bertajuk “Standardisasi untuk Pertumbuhan Ekonomi Yang Berkelanjutan” di Jakarta Convention Center, Rabu (15/11/2023).
Kukuh menambahkan, pihaknya mendukung target capaian pemerintah dalam Net Zero Emissions (NZE) 2060 mendatang. Dukungan ini akan dilakukan melalui penerapan standar dan penilaian kesesuaian.
"Tahun 2023 ini, Badan Standardisasi Nasional turut mendukung kebijakan pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emissions melalui penerapan standar dan penilaian kesesuaian,” ucapnya.
Untuk itu, pemerintah berkomitmen melakukan preservasi lingkungan antara lain melalui implementasi circular economy, Environmental Social Governance (ESG), mereduksi emisi GRK, dan sepakat mencapai Net Zero Emissions (NZE) 2060.
Harapannya, transformasi bisnis yang mengarah kepada circular economy ataupun ESG bisa menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya dalam perekonomian selama mungkin. Sehingga, meminimalkan kerusakan sosial dan lingkungan.
Dia menjelaskan, bersama 74 negara, Indonesia sepakat untuk mencapai Net Zero Emission pada 2050 dalam pertemuan Climate Change Conference of the Parties (COP26).
Untuk mengurangi jejak karbon dan mencapai kondisi Net Zero Emissions, pemerintah menerapkan lima prinsip utama, yaitu peningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT), pengurangan energi fosil, penggunaan kendaraan listrik di sektor transportasi, peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri, dan pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).
Selain itu, Kukuh mengungkapkan pihaknya berkomitmen mendukung Bursa Karbon Indonesia. Ini, adalah program yang diresmikan Presiden Jokowi sejak 29 September 2023.
Kemudian, BSN juga turut mendukung Prioritas Nasional nomor 1 yaitu memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2023.
Pada tahun 2023 ini, BSN telah memberikan layanan pembinaan kepada 218 UMK berupa produk unggulan daerah. Kemudian, memberikan pendampingan pemenuhan dan Sertifikasi SNI kepada 300 UMKM, menetapkan 137 skema penerapan standar dan penilaian kesesuaian bagi UMKM. Serta, memberikan bimbingan teknis penerapan SNI CHSE kepada 33 Jasa Badan Usaha Pariwisata.
Sebelumnya, Kukuh membuka acara Bulan Mutu Nasional (BMN), yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, 15-16 November 2023. Kali ini, BMN 2023 mengangkat tema ‘Standarisasi untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan’.
“BMN menjadi sebuah momentum bagi seluruh stakeholder, untuk bersama-sama menciptakan dunia yang lebih baik melalui pemantapan infrastruktur mutu seperti, standardisasi dan penilaian kesesuaian (akreditasi, sertifikasi, inspeksi) dan ketertelusuran pengukuran,” tuturnya.
Editor: Aditya Pratama