Ricuh! Demo Solidaritas Ojol di Medan Berujung Bentrok dengan Polisi, 12 Orang Terluka

MEDAN, iNews.id – Aksi unjuk rasa ribuan driver ojek online (ojol) dan mahasiswa di depan Gedung DPRD Sumatera Utara, Jalan Imam Bonjol, Kota Medan, berakhir ricuh pada Jumat (29/8/2025) sore. Kericuhan dipicu aksi lemparan batu, kayu dan botol dari massa ke arah polisi.

Unjuk rasa ini awalnya digelar sebagai bentuk solidaritas atas tewasnya driver ojol yang terlindas mobil rantis Brimob di Jakarta sehari sebelumnya. Ribuan ojol yang bergabung dengan mahasiswa dan kelompok pemuda turun ke jalan menuntut keadilan.

Baca Juga

Zionis Merespons Niat Turki Tangkap Netanyahu: Israel Kuat dan Tak Kenal Takut!

Namun, suasana berubah tegang saat sekelompok massa melempari polisi dengan batu dan kayu. Bentrokan pun pecah ketika aparat mencoba menembus barisan massa di persimpangan Jalan Perdana, Imam Bonjol, dan Jalan Kejaksaan.

Melihat kondisi yang semakin panas, polisi akhirnya menurunkan satu unit mobil water canon untuk membubarkan massa.

Baca Juga

Demo Rusuh Massa Bakar Gedung DPRD Makassar, 4 Orang Dilaporkan Tewas

“Maju, maju,” teriak massa sembari terus melempari petugas dengan batu dan botol air mineral.

Baca Juga

Demo Solidaritas Ojol di Tegal Ricuh, Massa Robohkan Gerbang Mapolres, Sejumlah Orang Luka

Semprotan air deras justru membuat massa semakin brutal. Lemparan semakin intens hingga polisi terpaksa memperluas barisan untuk memukul mundur para demonstran yang anarkis. Setelah beberapa saat, aparat berhasil mengendalikan situasi.

Kerusuhan ini mengakibatkan 12 orang terluka, terdiri atas 11 polisi dan seorang driver ojol. Korban luka langsung mendapat perawatan medis. Meski sempat mencekam, kondisi Kota Medan berangsur kondusif setelah lebih dari 1.100 personel gabungan dikerahkan ke lokasi.

Baca Juga

Demo di Polres Indramayu Ricuh, Driver Ojol dan Mahasiswa Diadang Aparat

Aparat masih bersiaga penuh di sekitar Gedung DPRD Sumut untuk mencegah kerusuhan susulan. Polisi juga mengimbau massa agar tetap menjaga kondusifitas dan tidak terprovokasi.

Editor: Donald Karouw