Riwayat Pendidikan Marsinah, Buruh Perempuan yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
JAKARTA, iNews.id - Berikut riwayat pendidikan Marsinah, tokoh buruh perempuan yang dianugerahi gelar pahlawan nasional. Marsinah dikenal sebagai aktivis buruh yang dibunuh secara sadis pada masa Orde Baru.
Semasa hidupnya, Marsinah dikenal vokal dalam memperjuangkan hak-hak kaum buruh. Marsinah merupakan buruh di PT Catur Putra Surya (CPS), pabrik pembuat jam yang beroperasi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
Perjuangan terakhir Marsinah yaitu saat bertindak sebagai negosiator untuk 500 pekerja yang melakukan mogok kerja. Aksi tersebut dilakukan setelah perusahaan tersebut gagal menerapkan upah minimum dan otonomi serikat buruh.
Pada 5 Mei, Marsinah diculik setelah demonstrasi. Tidak hanya itu, dia juga disiksa, diperkosa, hingga dibunuh pada 8 Mei 1993. Jasadnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan di wilayah Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur pada 9 Mei 1993.
Marsinah lahir di Nglundo, Nganjuk pada 10 April 1969. Marsinah merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Sumini dan Mastin.
Marsinah mengenyam pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karangasem 189. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan menengah ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Nganjuk.
Setelah lulus SMP tahun 1982, Marsinah melanjutkan pendidikannya di SMA Muhammadiyah dengan bantuan biaya dari pamannya.
Marsinah sempat mencari pekerjaan di Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur. Namun, karena tidak berhasil mendapatkan pekerjaan, dia mengirimkan lamaran kerja ke sejumlah perusahaan di Surabaya, Mojokerto, hingga Gresik.
Marsinah kemudian memilih merantau ke Surabaya pada 1989 dan menumpang hidup di rumah kakaknya, Marsini. Dia pun bekerja di pabrik plastik SKW.
Selain itu, Marsinah juga sempat bekerja di sebuah perusahaan pengemasan barang sebelum pinah ke Sidoarjo dan bekerja di PT CPS pada 1990.
Demikian ulasan riwayat pendidikan Marsinah, tokoh buruh perempuan yang dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Editor: Aditya Pratama