Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rocky Gerung Singgung Isu Fufufafa hingga Ijazah Palsu Jadi Pemicu Kemarahan Publik ke Polri
Advertisement . Scroll to see content

Rocky Gerung: Demokrasi Dikepung Elektabilitas, Bukan Intelektualitas

Rabu, 25 April 2018 - 18:48:00 WIB
Rocky Gerung: Demokrasi Dikepung Elektabilitas, Bukan Intelektualitas
Pakar filsafat Rocky Gerung. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Pakar filsafat Rocky Gerung kini menanggapi soal kecerdasan intelektualitas. Dalam pertemuan di salah satu kafe di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rocky mengatakan bahwa kehidupan demokrasi saat ini dikepung oleh elektabilitas, bukan lagi intelektualitas.

“Mendirikan bangsa artinya memperbanyak intelektualitas. Tapi kita hari ini kita dikepung oleh elektabilitas. Akibatnya kita kehilangan kesempatan untuk menemukan intelektualitas,” ujar Rocky, Rabu (25/4/2018).

Menurut dia, perpolitikan di Indonesia dewasa ini tidak ubahnya seperti zaman orde baru di mana hanya ada satu argumentasi yang boleh dibenarkan, yaitu argumentasi pemerintah. Karenanya, kata Rocky, demokrasi di negara ini mesti diselamatkan kembali dengan intelektualitas, melalui argumentasi yang sehat.

Pada kesempatan yang sama, Rocky juga menjelaskan alasannya menyebut kata “fiksi” dalam sebuah program tayangan di salah satu televisi nasional, beberapa waktu lalu. Pernyataannya ketika itu sempat menuai polemik dari publik Tanah Air.

“Karena sebetulnya kalau kita periksa latar belakang atau asumsi kalimat yang tersamar itu, di dalam debat itu, masing-masing pihak pada waktu itu ambil perhatian publik dalam rangka menaikkan elektabilitas pasangan per pasangan. Karena itu saya jengkel, saya mau terangkan kata fiksi itu,” katanya.

Belum lama ini, Rocky telah dilaporkan oleh beberapa kalangan ke pihak berwajib. Dia dituding telah menistakan agama lantaran menyebut “kitab suci itu fiksi”. Rocky hanya menanggapi santai laporan tersebut, meski harus berhadapan dengan hukum. Dia mengaku telah menjelaskan secara perinci mengenai makna “fiksi” tersebut di acara televisi yang sama, sehingga tidak ada maksud untuk menistakan agama.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut