Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hasil Analisis Ijazah Jokowi Tak Identik, Roy Suryo: Silakan Publik Nilai dengan Akal Sehat
Advertisement . Scroll to see content

Roy Suryo Ungkap Ijazah Jokowi Tak Identik dengan 3 Ijazah Pembanding: Posisi Huruf Z dan A Beda

Sabtu, 31 Mei 2025 - 19:08:00 WIB
Roy Suryo Ungkap Ijazah Jokowi Tak Identik dengan 3 Ijazah Pembanding: Posisi Huruf Z dan A Beda
Roy Suryo mengungkap ijazah Presiden ke-7 RI Jokowi tidak identik dengan tiga ijazah pembanding milik lulusan Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985. (Foto: MPI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pemerhati telematika Roy Suryo mengungkap temuannya setelah melakukan analisis visual terhadap ijazah Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Dia menyoroti perbedaan posisi logo Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan tulisan yang tercetak dalam ijazah Jokowi dengan tiga ijazah yang diperbandingkan.

Menurut Roy, huruf Z dalam kata IJAZAH dan huruf A terakhir dalam SARJANA di ijazah Jokowi, tidak identik jika dibandingkan dengan tiga ijazah milik lulusan Fakultas Kehutanan UGM tahun 1985 lainnya. Ketidaksesuaian ini menurutnya sangat menarik. 

"Posisi huruf Z pada tulisan ‘IJAZAH’ dan huruf A terakhir pada tulisan ‘SARJANA’ pada ketiga ijazah (Nomor 1115, 1116 dan 1117) adalah identik alias sama persis, baik posisi vertikal maupun horizontalnya. Namun, ini tidak identik bila diperbandingkan dengan Ijazah Nomor 1120 milik Jokowi," kata Roy dalam keterangannya, Sabtu (31/5/2025).

Roy menjelaskan, pada tiga ijazah pembanding, masing-masing milik Frono Jiwo (Nomor 1115), Alm Hari Mulyono (Nomor 1116), dan Sri Murtiningsih (Nomor 1117), huruf “Z” tampak lebih turun alias atau lebih masuk ke bawah pada logo UGM. Sementara itu, pada ijazah Nomor 1120 yang diklaim sebagai milik Jokowi, posisi huruf tersebut justru lebih ke atas dan hanya masuk sedikit ke dalam logo.

"Posisi huruf Z pada ketiga ijazah pembanding lebih turun, alias lebih masuk ke bawah pada logo UGM, dibandingkan dengan ijazah milik Jokowi yang terlihat jelas lebih ke atas alias hanya masuk sedikit," katanya.

Sementara itu, posisi huruf “A” terakhir dalam kata “SARJANA” pada ketiga ijazah pembanding terlihat lebih ke kiri, masih dalam batas lingkaran logo. Sebaliknya, pada ijazah nomor 1120, huruf A tersebut tampak lebih ke kanan, hingga kedua kakinya huruf hampir terpisah dari logo.

"Posisi huruf A terakhir pada ketiga ijazah pembanding masih masuk ke dalam logo UGM. Tapi pada ijazah Jokowi, huruf A-nya lebih ke kanan, sehingga kedua kaki huruf A terlihat hampir terpisah dari logo UGM," kata Roy.

Menurut Roy, keseragaman posisi huruf pada ketiga ijazah pembanding menegaskan, tata letak desain pada periode itu memiliki konsistensi. Sementara ijazah nomor 1120 milik Jokowi secara desain tidak identik dengan template ijazah tahun tersebut.

"Ketiga ijazah pembanding ini identik, tapi berbeda signifikan dan tidak identik dengan Nomor 1120. Artinya, ijazah Jokowi tersebut sama sekali tidak identik dengan satu pun ijazah pembanding," ujarnya.

Roy menegaskan, temuan ini bukan berdasar spekulasi atau asumsi politik, melainkan dari observasi visual faktual yang bisa diuji siapa saja. "Bukti faktual dari perbandingan ini bisa dilihat pada lampiran foto keempat ijazah yang diperbandingkan secara faktual dan ilmiah," ujarnya.

Roy juga menyatakan bahwa dia sengaja menggunakan fotokopi ijazah Jokowi yang secara resmi ditampilkan oleh Dirtipidum Bareskrim Mabes Polri pada konferensi pers 22 Mei 2025, bukan dari unggahan pihak ketiga. Hal ini dilakukan agar tidak ada yang meragukan dokumen yang dianalisis.

Roy mengatakan, hasil analisisnya terhadap posisi huruf yang tidak konsisten ini sudah cukup jadi pertimbangan publik mengenai asli atau tidaknya ijazah Jokowi.

"Kalau sudah sangat jelas dan gamblang begini, biarkan masyarakat yang menilai kejujurannya," kata Roy.

Sementara Jokowi sebelumnya mempertanyakan sikap Roy Suryo karena tetap menyangsikan hasil pembuktuan yang telah dilakukan pihak terkait. Jika masih ada yang belum percaya meskipun dari Bareskrim Polri telah menyatakan bahwa ijazahnya asli, Jokowi menegaskan, dirinya menyerahkan sepenuhnya ke proses hukum. Proses di pengadilan diharapkan dapat terbuka semuanya secara jelas dan gamblang. Sebab di pengadilan nantinya akan diungkapkan fakta-fakta, bukti dan saksi.

"UGM nggak dipercaya, Bareskrim nggak dipercaya, KPU nggak dipercaya. Yang mau dipercaya siapa?" kata Jokowi di Solo, Rabu (28/5/2025).

Editor: Maria Christina

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut