Saat Ketua MA Singgung Bahaya Hakim Pintar tapi Tak Takut Tuhan

JAKARTA, iNews.id - Ketua Mahkamah Agung (MA), Sunarto membeberkan kriteria yang wajib dimiliki oleh seorang hakim. Dia pun menyinggung bahayanya jika hakim pintar tapi tidak merasa takut dengan tuhan dan malaikat.

Hal ini disampaikan Sunarto dalam momen refleksi akhir tahun 2025 yang digelar di Balairung MA, Jakarta, Selasa (30/12/2025). Awalnya, Sunarto tengah menjelaskan terkait pembentukan panitia seleksi (pansel) untuk menyiapkan pengganti Hakim Konstitusi Anwar Usman yang akan pensiun tahun depan.

Baca Juga

Deretan Negara-negara yang Pertama Kali Merayakan Tahun Baru 2026

Sunarto berharap, Pansel bisa menghasilkan kandidat pengganti Anwar Usman yang benar-benar memiliki kapabilitas sebagai seorang hakim. dan yang terpenting, sosok itu juga harus memiliki iman yang kuat.

"Jabatan (hakim) diberikan pada orang yang enggak tahu apa-apa, berisiko. Tapi juga jabatan diberikan pada orang yang pintar, smart, tahu apa-apa tapi tidak punya iman, ya itu berisiko juga. Enggak takut sama Tuhan," ucap Sunarto.

Baca Juga

Mahkamah Agung Hukum 85 Hakim Selama 2025, Ada yang Kena Sanksi Berat

Sunarto mengungkapkan bahayanya hakim yang tidak takut dengan tuhan nantinya akan melakukan hal-hal tercela, bahkan menganggap enteng saat terkena masalah. 

Baca Juga

KY Sudah Kirim Rekomendasi Etik Hakim Pemvonis Tom Lembong ke MA, Apa Sanksinya?

Sebaliknya, jika seorang hakim memiliki iman yang kuat, maka dia tidak akan membuat pelanggaran selama bertugas.

"Paling kalau penegak hukum, ya, kalau, 'ya lagi sial saja', iya? Tapi kalau sudah ada waskat, pengawasan oleh malaikat, mereka nggak akan macam-macam. Ada penegak hukum atau tidak, dia tidak akan melanggar, karena itulah iman," tuturnya.

Sunarto pun berharap para kandidat yang nantinya terpilih atau usulan dari Mahkamah Agung merupakan orang-orang pilihan yang terbaik.

"Itu sehingga saya berharap akan terpilih kandidat-kandidat atau usulan yang akan diusulkan oleh Mahkamah Agung, itu adalah putra-putra terbaik Mahkamah Agung," ucapnya.

Editor: Aditya Pratama