Sasar 12,8 Juta Pelaku UMKM, BPUM Telah Tersalurkan 76,6 Persen
JAKARTA, iNews.id - Dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional, Pemerintah memberikan Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM). Ini merupakan hibah modal kerja yang diberikan kepada pelaku usaha mikro yang belum terhubung dengan perbankan.
"Tahun 2020 diberikan kepada 12 juta usaha mikro dan tahun ini diberikan kepada 12,8 juta usaha mikro," kata Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Riza Damanik dalam Webinar Gegas Bergiat Menuju Ekonomi Sehat yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (27/5/2021).
Menurutnya, pada 11 Mei 2021 sudah tersalurkan kepada 9,8 juta usaha mikro dengan nilai masing-masing sebesar Rp1,2 juta. Berdasarkan survei, program ini membantu 99,94 persen usaha mikro omset usahanya di bawah Rp 300 juta per tahun.
Sebanyak 98,9 persen penerima program ini menggunakan dana untuk keperluan usaha bukan konsumtif. Sebagian besar digunakan untuk membeli bahan baku, yaitu sekitar Rp 1,1 juta. "Sebagian lainnya digunakan untuk membayar sewa tempat dan lainnya," ujar Riza.
Dia menambahkan, sebanyak 73,5 persen bergerak di perdagangan, 13,5 persen di sektor pertanian, sementara tiga persen lainnya di industri pengolahan. Kemudian, sebanyak 75,9 persen penerima bantuan ini tetap membuka usaha di masa pandemi.
Berdasarkan jumlah tersebut, 76,5 persen usaha di berlokasi di rumah dan 5,3 persen berlokasi usaha di sekitar tempat umum seperti sekolah atau kantor, serta 4,8 persen berusaha di pasar. Menurut Riza, penerima program ini memiliki jumlah pekerja rata-rata di bawah 10 orang dengan mayoritas perempuan.
Meski dana yang digunakan tidak besar, tetapi bisa digunakan untuk bisa bertahan. Hal ini dibuktikan berdasarkan survei penerima hibah yang usahanya mengalami kenaikan 41,1 persen.
Riza menekankan, tentu kenaikan ini tidak bisa dipisahkan dengan pemulihan kesehatan. UMKM akan tumbuh jika masalah kesehatan masyarakat juga diselesaikan. "Semakin landai atau turun virusnya semakin baik kesehatan masyarakatnya. Insya Allah UMKM-nya akan semakin tumbuh ekonomi," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Biro Perekonomian Sekda Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar juga meminta para pelaku UMKM tidak patah semangat. Menurutnya, pemerintah akan selalu mendukung mereka.
Bachtiar menambahkan, kalau pun belum tersentuh pemerintah, hal itu dikarenakan adanya skala prioritas. Dia memastikan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen agar UMKM harus tumbuh, sebab 96 persen perekonomian Jawa Barat digerakkan oleh UMKM.
"Kami terlebih dahulu membantu UMKM yang paling terdampak pandemi dan bertahap kepada UMKM lain," ujarnya.
Sementara itu, Edukator Wirausaha Didiet Maulana berharap agar pemerintah melanjutkan program untuk meningkatkan ilmu dan kemampuan. Menurutnya, ada kisah yang mengajarkan untuk menolong orang tidak dengan memberi ikan karena itu hanya bersifat sementara, tetapi membantu dapat dilakukan dengan mengajarinya mencari ikan.
"Memberi ikan hanya bisa menolong satu hari saja. Tapi ajari mencari ikan, berarti kita membantu memberi makan seumur hidup," tuturnya.
Salah satu pelaku UMKM, Ayu Oktarini menuturkan bahwa tidak hanya modal yang dibutuhkan olehnya, tetapi juga pelatihan yang mudah dipraktikkan, tak terkecuali pelatihan manajemen. "Karena kadang pelaku usaha setelah diajari bagaimana membuat kreasinya, tetapi tidak menguasai manajemen, bagaimana mengelola uang dan sebagainya," katanya. (CM)
Editor: Rizqa Leony Putri