Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ariana Grande Terkena Covid-19 hingga Sejumlah Acara Dibatalkan, Begini Kondisinya
Advertisement . Scroll to see content

Satgas Covid-19: Daerah Tak Masuk Zona Merah Bukan Berarti Aman

Senin, 19 Oktober 2020 - 15:00:00 WIB
Satgas Covid-19: Daerah Tak Masuk Zona Merah Bukan Berarti Aman
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. (Foto: BNPB).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meminta daerah yang saat ini tidak berada dalam zona merah atau risiko tinggi jangan sampai lengah. Bagi daerah yang berada di zona oranye pun belum bisa merasa aman karena penularan Covid-19 masih terus terjadi.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, terdapat 94 kabupaten/kota di zona oranye yang tanpa perubahan selama enam minggu berturut-turut. Kondisi ini harus dipertahankan dan ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.

"Target penanganan Covid-19 ini yaitu seluruh wilayah dapat menjadi zona hijau, artinya tidak ada kasus baru di wilayah tersebut selama empat minggu berturut-turut dan kesembuhannya mencapai 100 persen," kata Wiku Adisasmito saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden Selasa (13/10/2020).

Dari 94 kabupaten/kota itu ada beberapa provinsi yang memiliki daerahnya cukup banyak masuk kedalam kategori tanpa perubahan selama enam minggu berturut-turut, di antaranya Sumatera Utara (12) Jawa Tengah (11) dan Jawa Timur (11).

Selain itu ada juga kabupaten/kota yang skornya mendekati zona kuning, yaitu Rejang Lebong, Kota Madiun, Lamongan, Kota Yogyakarta, Gunung Mas, Donggala, Buton Selatan, Konawe Selatan, Lombok Barat, Kota Ternate dan Maybrat. Di sisi lain, ada tiga daerah yang mendekati zona merah yakni Kota Langsa, Pasaman Barat dan Karang Anyar.

"Jangan berpuas diri karena daerahnya tidak berada di zona merah. Zona oranye tetap berbahaya dan berisiko untuk terjadi penularan. Apabila terus dibiarkan tanpa penanganan yang signifikan, maka wilayah ini berpotensi untuk menjadi zona merah," ujar Wiku.

Dia mengingatkan kembali, peta zona risiko yang menunjukkan sebaran penularan Covid-19 di berbagai daerah dibuat berdasarkan data valid. Pembuatan zona risiko penularan di suatu wilayah itu juga menggunakan tiga indikator.

"Yaitu epidemiologi, surveillance kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan. Dari masing-masing indikator itu ditentukan skor dan pembobotan yang menggambarkan risiko di wilayah tersebut," katanya.

Untuk daerah zona oranye atau risiko sedang skornya dimulai dari nilai 1,81 hingga 2,4. Melihat nilai skor tersebut, jika suatu daerah mendekati 1,81 artinya kabupaten/kota tersebut semakin mendekati zona merah atau risiko tinggi pada pekan berikutnya.

Sebaliknya, semakin mendekati 2,4 maka kabupaten/kota tersebut semakin dekat berubah menjadi zona kuning atau risiko rendah pada pekan berikutnya.

Untuk itu, kata dia, pemerintah daerah harus tetap berupaya meningkatkan testing, tracing dan treatment (3T). Pemda juga diminta proaktif jika memerlukan bantuan dengan pemerintah pusat berupa kebutuhan penanganan seperti reagen, obat-obatan, insentif relawan dan sebagainya.

Editor: Zen Teguh

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut