Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ariana Grande Terkena Covid-19 hingga Sejumlah Acara Dibatalkan, Begini Kondisinya
Advertisement . Scroll to see content

Satgas Covid-19 : Sebulan Terakhir Kepatuhan Prokes Turun

Minggu, 23 Mei 2021 - 18:35:00 WIB
Satgas Covid-19 : Sebulan Terakhir Kepatuhan Prokes Turun
Polisi memakaikan masker ke warga Kepulauan Sangihe. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Satgas Covid-19 menyebut sebulan terakhir telah terjadi penurunan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Prokes merupakan salah satu upaya mencegah penyebaran Covid-19.

"Jadi harus dilakukan berbagai upaya yang pertama mungkin di awal pandemi Covid-19 kita fokus pada bagaimana menjaga agar orang terselamatkan, tetapi di setahun kedepan kita bukan hanya menjaga orang agar terselamatkan, tapi juga jangan sampai orang mengalami masalah ekonomi," kata Ketua Bidang Perubahan Prilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sonny Harmadi dalam rapat kordinasi daring, Minggu (23/5/2021).

Menurutnya ada satu hal yang mungkin telah dilupakan bahwa di dalam pesan-pesan prokes ada upaya promotif dan preventif. Maka dari itu harus dipahami bahwa strategi promotif dan preventif ini jauh lebih murah dibanding upaya kuratif atau pengobatan.

"Jadi ini mungkin belum banyak yang tahu juga di masyarakat, bahwa untuk merawat satu orang pasien dengan kondisi sedang dan berat itu bisa menghabiskan puluhan hingga ratusan juta rupiah. Padahal dengan upaya promotif dan preventif itu akan jauh lebih murah," tegasnya.

Kemudian terkait dengan prokes memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta mencuci tangan pakai sabun adalah investasi jangka panjang.

"Jadi kita ingin membangun masyarakat yang punya pemahaman tentang pola hidup bersih dan sehat yang akan menghindarkan mereka dari masalah kesehatan di masa mendatang," ucapnya.

Maka prilaku yang diminta pemerintah kepada masyarakat sebetulnya bukan hanya akan bermanfaat di masa pandemi Covid-19 saja, tetap juga di masa mendatang.

"Kemudian yang menjadi tantangan adalah perubahan prilaku itu hasilnya intangible (tidak berwujud), sehingga seringkali upaya kuratif itu lebih mudah untuk dipahami karena membeli obat, membeli ventilator dan seterusnya," katanya.

Akan tetapi, upaya preventif dan promotif melalui perubahan prilaku itu kadang-kadang karena tidak berwujud menjadi diabaikan para pengambil kebijakan.

"Padahal perubahan prilaku ini penting sekali, ada satu hal yang perlu disampaikan sebetulnya ada kata-kata dari Peter R Draker bahwa orang itu lebih mendengarkan apa yang tidak mereka dengarkan, jadi sebetulnya kalau kita berkata 3M, itu efektifitasnya 7 persen dan 93 persen adalah prilaku kita yang mencontohkan," ujarnya.

Sehingga teladan pemangku kebijakan itu menjadi jauh lebih efektif daripada sekedar mengucapkan kata-kata 3M. Adapun strategi perubahan prilaku itu juga penting untuk melawan hoaks atau disinformasi.

"Karena banyak informasi yang disampaikan itu dicampur antara informasi yang benar dengan informasi yang salah, sehingga ini dapat menurunkan motivasi masyarakat untuk percaya akan informasi yang kita sampaikan," katanya.

Editor: Faieq Hidayat

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut