Satgas Penanganan Covid-19 : 23 Daerah Bertahan di Zona Merah, 34 Berubah Oranye
JAKARTA, iNews.id - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat dalam sepekan terjadi penurunan jumlah daerah berzona merah atau dengan risiko penularan tinggi. Salah satu faktor penyebab penurunan ini karena ada sejumlah daerah yang lulus dari zona merah.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, 34 daerah dari zona merah menjadi oranye, yaitu Aceh Barat, Kota Banda Aceh, Kota Binjai, Kota Gunungsitoli, Agam, Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota Bukitinggi, Pelalawan, Kuantan Singingi, Kota Dumai, Lahat, dan Kota Lubuk Linggau.
Kemudian, Kota Tanjung Pinang, Jakarta Pusat, Kota Bekasi, Kota Semarang, Probolinggo, Sidoarjo, Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Jembrana, Tabanan, Barito Selatan, Barito Kuala, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tanah Laut, Kutai Kartanegara, Mahakam Ulu, Kota Manado, Kota Makassar dan Teluk Bintuni.
“Kami ingin menyampaikan ada 34 kabupaten/kota dengan perubahan zona merah menjadi zona oranye. Kami perlu menghargai 34 kabupaten/kota ini karena telah mampu mengurangi risiko daerahnya menjadi lebih baik meskipun zonanya zona oranye,” ujar Wiku dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (15/9/2020).
Dia menuturkan, ada 23 kabupaten/kota dengan zona risiko tinggi tanpa perubahan selama 3 minggu berturut-turut. Kondisi ini, kata dia sebagai alarm bagi semua pihak.
“Ini menjadi alarm buat kita semua secara nasional maupun khususnya 23 kabupaten/kota. Jangan sampai berlarut-larut zona risiko tingginya,” tuturnya.
Menurutnya 23 daerah itu, Aceh Besar, Bangli, Karangasem, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Bekasi, Kota Depok, Banyuwangi, Kota Malang, Kota Pasuruan, Pasuruan, Kotabaru, Kota Balikpapan, Kota Bontang, Kota Samarinda, Kota Batam, Kota Pekanbaru, Muara Enim, Deli Serdang, Kota Medan, Kota Sibolga dan Mandailing Natal.
“Sekali lagi kami ingatkan agar 23 kabupaten/kota ini agar betul-betul dapat memperbaiki kondisinya dengan cara promosi kesehatan yang lebih baik agar penularan bisa ditekan dan kondisi risikonya bisa menurun bisa menjadi zona risiko sedang ataupun rendah,” ucapnya.
Editor: Kurnia Illahi