Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ariana Grande Terkena Covid-19 hingga Sejumlah Acara Dibatalkan, Begini Kondisinya
Advertisement . Scroll to see content

Satgas: Varian Baru Covid-19 Paling Banyak Ditemukan di Pulau Jawa

Selasa, 01 Juni 2021 - 15:59:00 WIB
Satgas: Varian Baru Covid-19 Paling Banyak Ditemukan di Pulau Jawa
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito (Foto: Dok BNPB).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Varian baru Covid-19 telah terdeteksi di Indonesia. Data Satgas Penanganan Covid-19 menunjukkan, temuan paling banyak berada di Pulau Jawa.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, mengacu weekly epidemiological update oleh WHO terdapat empat jenis varian yang menjadi perhatian, yaitu B117 dari Inggris, B1351 dari Afrika Selatan, B11281 atau disebutnya P1 dari Brazil dan Jepang serta B1617 dari India.

“Berdasarkan data sebaran whole genome sequencing komplet saat ini di provinsi di Indonesia per 30 Mei 2021, diketahui hampir telah terdeteksi di semua pulau di Indonesia. Penemuan varian didominasi di beberapa daerah di Pulau Jawa,” ujar Wiku dalam konferensi pers tentang perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia per 1 Juni 2021 secara virtual, Selasa (1/5/2021).

Dia menuturkan, varian yang menjadi perhatian, yakni varian berdasarkan penemuan ilmiah terbukti mengalami perubahan karakteristik, satu atau lebih. Varian ini, kata dia bersifat lebih menular, menimbulkan gejala yang lebih parah, maupun menurunkan efikasi vaksin, keandalan pengobatan serta akurasi alat uji yang sudah ada.

Menurutnya, temuan WHO juga menyebutkan ada beberapa varian mutasi Covid-19 yang memengaruhi efikasi vaksin, namun pengaruh varian terhadap efikasi masih bersifat sementara.

“WHO menyatakan varian B117 memengaruhi efikasi vaksin AstraZeneca. Varian B1351 memengaruhi efikasi vaksin moderna, pfizer dan novavax. Sedangkan varian P1 memengaruhi efikasi moderna dan pfizer. Untuk varian B1617 memengaruhi efikasi moderna dan pfizer,” ucapnya.

Dia menyampaikan, perubahan efikasi vaksin atau kemampuan vaksin dalam mencegah penyakit pada penerima vaksin tidak membuat besar efikasinya turun di bawah 50 persen dia menjadi ambang batas minimal efikasi yang ditolerir oleh WHO untuk produk vaksin yang layak.

"Bahkan beberapa diantaranya masih memiliki aplikasi diatas 90 persen,” katanya.

Editor: Kurnia Illahi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut