SATU Indonesia Awards 2021, Astra Beri Apresiasi 11 Anak Muda Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Astra kembali menggelar ajang penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2021. Sebanyak 11 orang anak muda Indonesia menerima apresiasi atas upayanya yang tak kenal lelah menciptakan perubahan bagi lingkungan sekitar.
Ajang tersebut digelar bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober sebagai wujud apresiasi Astra bagi para pemuda Indonesia yang menginspirasi di berbagai bidang. Antara lain, yaitu bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, teknologi, dan dan kategori kelompok yang mewakili kelima bidang tersebut. Astra juga memberikan penghargaan khusus kepada ‘Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19’.
Ajang 12th SATU Indonesia Awards 2021 kali ini mengusung tema ‘Semangat Melaju Bersama’. Adapun tema tersebut sejalan dengan tajuk peringatan Hari Sumpah Pemuda 2021, yakni ‘Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh’.
Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro dalam sambutannya pun mengapresiasi semangat para pemuda Indonesia.
“Pada masa penuh tantangan seperti saat ini, ternyata tidak menyurutkan semangat anak muda di seluruh Indonesia untuk terus berkarya. Semoga melalui pelaksanaan SATU Indonesia Awards ke-12, semakin banyak pemuda-pemudi yang dapat menjadi inspirasi untuk semangat melaju bersama dalam memajukan bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, Head of Corporate Communications Astra dan Dewan Juri 12th SATU Indonesia Awards 2021 Boy Kelana Soebroto menjelaskan bahwa dirinya melihat dan mencari tahu apakah program tersebut signifikan bermanfaat untuk masyarakat luas dan berdampak, atau hanya program yang sementara saja. Pertimbangan ini dia gunakan untuk menentukan siapa saja yang berhak menjadi pemenang.
“Kami mencari anak-anak muda yang benar-benar tergerak hatinya untuk bisa membantu masyarakat sekitarnya. Jadi hal-hal tersebut yang kami lihat, yang kami perhatikan dari semua aspek para pendaftar,” tuturnya.
Menurutnya, dari tahun ke tahun akan semakin banyak anak muda yang punya program-program yang memberikan manfaat untuk masyarakat sekitarnya, bahkan lebih luas.
Sementara itu, salah satu dewan juri Prof Nila Moeloek selaku Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyampaikan rasa terima kasih kepada Astra yang telah menyelenggarakan SATU Indonesia Awards. Dia juga mengapresiasi kaum muda bangsa Indonesia yang masih bisa membantu orang lain dengan segala keterbatasan yang ada.
“Kita mengalami pandemi hampir sudah dua tahun, banyak masyarakat yang tidak dapat melakukan kegiatan atau bekerja di luar rumah, SATU Indonesia Awards memperlihatkan masih ada hati di kaum pemuda bangsa Indonesia,” ujarnya.
Bahkan, Pendiri Young On Top dan dewan juri 12th SATU Indonesia Awards 2021 Billy Boen mengaku bersyukur karena dirinya menjadi juri tetap SATU Indonesia Awards. Dia berharap bahwa ajang ini dapat memberikan dampak yang akan lebih besar lagi.
Tak hanya itu, tetapi juga semakin banyak pendaftar yang terinspirasi dari para pemuda yang meraih penghargaan pada tahun ini. Pihaknya juga mengapresiasi konsistensi Astra yang terus mendukung anak-anak muda kreatif dan inspiratif untuk memajukan Indonesia.
Adapun dari 11 penerima apresiasi 12th SATU Indonesia Awards 2021, sebanyak enam orang merupakan penerima apresiasi pada kategori umum. Sementara itu, lima orang lainnya merupakan penerima apresiasi pada kategori khusus. Berikut ini nama-nama penerima apresiasi tersebut.
1. Rahmad Maulizar, “Pemberi Senyum dan Harapan Baru untuk Anak Sumbing” – Banda Aceh, Aceh (bidang kesehatan).
2. Achmad Irfandi, “Penggerak Konservasi Budaya ‘Kampung Lali Gadget’” – Sidoarjo, Jawa Timur (bidang pendidikan).
3. Arky Gilang Wahab, “Penggerak Program Sistem Konversi Limbah Organik untuk Ciptakan Ketahanan Pangan” – Banyumas, Jawa Tengah (bidang lingkungan).
4. Yudi Efrinaldi, “Perintis ‘Es Gak Beres yang Sangat Beres’” – Asahan, Sumatra Utara (bidang kewirausahaan).
5. Hendra, “Pemberdaya Nelayan dengan ‘Lobstech’ melalui Penerapan Teknologi Berbasis IOT” – Jember, Jawa Timur (bidang teknologi).
6. Siti Salamah, “Penggerak Sistem Pengelolaan Sampah Terintegrasi Berbasis Teknologi” – Tangerang Selatan, Banten (kategori kelompok).
Seperti tahun sebelumnya, Astra kembali menghadirkan kategori khusus ‘Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19’. Pada kategori ini, sebanyak lima orang penerima penghargaan telah ditetapkan, yaitu:
7. Elmi Sumarni Ismau, “Sahabat Difabel dari Kupang” – Kupang, Nusa Tenggara Timur.
8. Gede Andika, “Penggerak Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan dari Desa Pemuteran” – Buleleng, Bali.
9. Maman Sulaeman, “Pengembang Aplikasi Penilaian Belajar ‘Tanpa Sinyal, Tanpa Server’” – Pekalongan, Jawa Tengah.
10. Muhammad Zidny Kafa, “Penata Panggung Tanggap Covid-19” – Bantul, DI Yogyakarta.
11. Vania Febriyantie, “Petani Kota dengan Advance Payment” – Bandung, Jawa Barat.
Setiap penerima apresiasi 12th SATU Indonesia Awards 2021 akan mendapat dana bantuan kegiatan sebesar Rp60 juta. Mereka juga akan menerima pembinaan kegiatan yang dapat dikolaborasikan dengan kontribusi sosial berkelanjutan Astra, yakni Kampung Berseri Astra dan Desa Sejahtera Astra.
Seperti diketahui, hingga saat ini Astra telah membina sebanyak 133 Kampung Berseri Astra dan 930 Desa Sejahtera Astra yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan ini, salah satu penerima apresiasi 12th SATU Indonesia Awards 2021 kategori khusus Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19 dengan gagasan ‘Petani Kota dengan Advance Payment’ Vania Febriyantie menyatakan, menjadi petani merupakan suatu tantangan tersendiri baginya.
“Menurut saya tantangannya adalah mengajak pemuda untuk bisa mau dan memulai menjadi petani, dan tantangan itu jadi membuat penasaran karena ketika kita menemukan satu pemuda yang willing to learn. Namun, terkadang pandangan orang bertani itu bukan pekerjaan yang ada masa depannya. Tapi sebenarnya petani justru jadi harapan untuk kita,” ujarnya.
Para petani, lanjut Vania, menjadi sumber pangan untuk masyarakat. Jadi, anak-anak muda yang saat ini sudah tergabung adalah pemuda yang luar biasa, karena sudah ada niat dan ada keinginan untuk belajar menjadi petani kota.
Perempuan ini pun menginisiasi sistem Community Supported Agriculture (CSA). Sistem ini bekerja ketika sebuah komunitas/pelanggan yang membayar biaya langganan di awal musim tanam.
Nantinya, biaya tersebut dipakai para petani melakukan aktivitas bertani bercocok tanam, hingga akhirnya panen. Adapum hasil panennya akan diberikan kepada pelanggan tersebut.
“Sistem CSA adalah sistem yang berkeadilan, di mana petani bisa mendapatkan kepastian pendapatan karena sudah ada pelanggan di awal. Jadi mereka tahu menanam untuk siapa dan didistribusikan untuk siapa,” katanya.
Vania berharap, sistem CSA ini bisa berjalan dengan baik, meski terkendala berbagai tantangan. Terutama, banyaknya orang yang belum mengenal sistem CSA ini.
Meski begitu, dirinya yakin sistem tersebut akan dapat diaplikasikan oleh Indonesia untuk ketahanan pangan dan juga berkeadilan untuk para petani.
“Jadi, petani bisa mendapatkan kepastian pendapatan dan distribusinya merata karena sudah ada dan sudah pasti siapa yang menerima,” ucapnya.
(CM)
Editor: Rizqa Leony Putri