SBY: Kemajemukan Indonesia Makin Mengkhawatirkan, Ini Lampu Kuning
BOGOR, iNews.id - Kondisi sosial politik Indonesia ikut disinggung Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kontemplasinya usai absen delapan bulan dari perhatian publik. Salah satu yang menjadi perhatian SBY adalah kemajemukan masyarakat Indonesia.
SBY berpandangan, akhir-akhir ini kasih sayang dan rasa persaudaraan di tanah air semakin melemah. Sedangkan kebencian, jarak dan permusuhan di antara komponen bangsa yang berbeda identias semakin menguat.
"Ini lampu kuning, ini sebuah fenomena dan arus buruk yang membahayakan masyarakat dan bangsa kita," ucap SBY dalam pidato "Malam Kontemplasi" di kediaman pribadinya Puri Cikeas, Bogor, Senin (9/9/2019).
Presiden keenam RI ini berharap semua pihak mengambil tanggung jawab untuk menghentikan dan membalikkan fenomena dan arus yang salah saat ini. "Untuk selanjutnya kembali ke arah yang benar," kata SBY.
SBY menilai, masyarakat yang majemuk dari segi identitas, paham atau aliran, baik politik maupun ideologi, serta strata sosial-ekonomi merupakan sumber kerawanan yang berpotensi konflik. Kemajemukan identitas, meliputi berbeda agama, suku, etnis dan kedaerahan.

Apalagi, SBY menambahkan, sejarah telah menunjukkan kemajemukan memiliki dua sisi. Selain sebagai anugerah kekayaan dan kekuatan, juga merupakan kerawanan, sumber konflik serta kelemahan.
"Karenanya, tak ada resep ajaib untuk menjaga persatuan dan kerukunan, kecuali secara sadar kita memperkuat dua nilai fundamental dan kemudian menjalankannya dengan sungguh-sungguh," ujar SBY.
Dua nilai fundamental tersebut, menurut dia adalah kasih sayang di antara sesama, bukan kebencian. Kedua adalah memperkuat rasa persaudaraan antarsesama. "Dan bukan membangun jarak dan permusuhan (hostility) di antara masyarakat yang berbeda identitas," ujar SBY.
Editor: Djibril Muhammad