SBY: Saya Tidak Pernah Intervensi atau Cawe-Cawe Penegakan Hukum
JAKARTA, iNews.id - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan tidak pernah melakukan intervensi atau cawe-cawe penegakan hukum selama memimpin Indonesia. Dia menyatakan selalu menghormati hukum
Pernyataan itu dilontarkan SBY menjawab pertanyaan langkah yang diambil dalam proses penegakan hukum dan keadilan di acara bedah buku "Standing Firm for Indonesia's Democracy: An Oral History of President Susilo Bambang Yudhoyono" yang digelar KBRI Tokyo secara hybrid, Jumat (7/3/2025).
"Saya tidak intervensi atau cawe-cawe dalam penegakan hukum, sepahit apa pun misalkan kejadian, seperti apa in my time dulu dalam konteks penegak hukum, saya respect para penegak hukum," kata SBY.
Dia menjelaskan, supremasi hukum di atas segalanya dalam Undang-Undang Dasar. Hukum merupakan cerminan dari keadilan yang baik.
Untuk itu, dia menilai tidak boleh ada jarak antara hukum dan keadilan.
SBY juga mengaku menghormati kedaulatan siapa pun termasuk partai politik di eranya. Dia tidak mau menggunakan hukum sebagai senjata untuk kepentingan politik.
"Tidak pernah ada saya weaponizing hukum untuk kepentingan politik, itu juga berbahaya, untuk mengalahkan lawan politik digunakan instrumen hukum atau pun sebaliknya," tuturnya.
Menurut dia, pemimpin harus punya jarak dengan ranah hukum. Mengingat segala instrumen di dalamnya sudah dipegang oleh ahlinya masing-masing.
Setiap negara, kata SBY, tentu punya masalah masing-masing. Namun yang pasti adalah pemimpin harus menghormati apa pun keputusan hukumnya.
"Negara mana pun selalu ada masalah, tidak seindah bulan purnama, ada juga masalah di sana, di sini tapi yang jelas kalau semua tubuh pada pendirian, seberat apapun, dihormati itu, jalani itu dan sekaligus memberi contoh kalau ingin hukum tegak ya kita harus betul-betul hormati proses penegakan hukum," ujar SBY.
Editor: Rizky Agustian