Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Orang RI Makin Rajin Nabung usai Lebaran, Ini Datanya
Advertisement . Scroll to see content

Sejarah Angpao Lebaran, dari Mana Asalnya? Ini Kata Dosen Unair

Selasa, 25 April 2023 - 18:04:00 WIB
Sejarah Angpao Lebaran, dari Mana Asalnya? Ini Kata Dosen Unair
Ilustrasi angpao Lebaran (freepik)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Angpao Lebaran menjadi salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari perayaan Idulfitri. Namun sebenarnya dari mana asal sejarahnya?

Menurut Dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga (Unair) Moordiati pada dasarnya tidak ditemukan catatan sejarah mengenai angpao Lebaran. Namun, ada cerita bahwa terdapat sosok kaisar yang datang ke Jawa dan memberi uang sebagai tanda tali kasih.

Hal ini pun berkembang dan diadopsi orang yang lebih tua untuk memberi kepada orang yang lebih muda sebagai tanda kasih. Sehingga angpao tanpa Lebaran menjadi satu kesatuan.

"Kemudian, kalau tidak ada angpao saat Lebaran rasanya hambar," ucap dia dikutip dari laman resmi Unair, Selasa (25/4/2023).

Alhasil, pemberian angpao pada saat Lebaran merupakan akulturasi budaya antara Islam dan Tionghoa. Sebab, di agama Islam tidak ada tradisi pemberian uang.

"Pemberian ini sebenarnya adopsi dari kebudayaan Islam dan Tionghoa. Hasil akulturasi ini yang berkembang sampai saat ini," tuturnya.

Lebih lanjut, Moordiati memaparkan bahwa pemberian angpao Lebaran dari orang tua kepada anak di zaman dulu dilakukan sebagai hadiah karena telah menjalankan ibadah puasa satu bulan lamanya. Namun, seiring berjalannya waktu dianggap sebagai hadiah yang kini menjadi keharusan.

Bahkan, kata Moordiati pemberian angpao Lebaran menjadi gambaran status sosial seseorang. Semakin tinggi status sosialnya, maka semakin tinggi juga nominal uang yang diberikan.

“Sekarang sudah ada kategorinya, bisa dikatakan status sosial semakin tinggi tidak memberi Rp5.000 tapi Rp50.000 misalnya,” kata dia.

Sementara itu, ada dampak yang terjadi akibat pemberian angpao Lebaran kepada masyarakat. Positifnya adalah meningkatkan semangat untuk bersilaturahmi.

Namun, negatifnya adalah niat silaturahmi jadi tidak murni dan tidak mendidik bagi generasi mendatang. Akibatnya, generasi selanjutnya menjadi mental seorang peminta.

"Ini menarik karena dapat menjadikan mentalitas seseorang sebagai peminta. Jadi ke rumah sanak saudara meminta untuk diberi uang. Meskipun saat pemberian ada aturannya harus baris-berbaris atau lainnya," ujar dia.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut