Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Penerjun Payung Mendarat Tak Mulus saat HUT Marinir, Kadispenal: Tidak Luka Serius
Advertisement . Scroll to see content

Sejarah Korps Hiu Kencana, Satuan Khusus Pengendali Kapal Selam TNI AL yang Punya Moto Tabah Sampai Akhir

Kamis, 21 Juli 2022 - 12:06:00 WIB
Sejarah Korps Hiu Kencana, Satuan Khusus Pengendali Kapal Selam TNI AL yang Punya Moto Tabah Sampai Akhir
Kapal selam TNI AL dikendalikan oleh satuan khusus yang diberi nama Korps Hiu Kencana yang identik dengan baret hitam. (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kapal selam TNI AL dikendalikan oleh satuan khusus yang diberi nama Korps Hiu Kencana. Satuan yang identik dengan baret hitamnya ini merupakan penjaga kedaulatan Republik Indonesia dari bawah air.

Dalam tradisi TNI AL, proses menjadi awak Korps Hiu Kencana tidak mudah. Korps Hiu Kencana mempunyai efek tangkal yang sangat efektif dalam mendukung operasi siaga tempur di bawah komando utama Panglima TNI. 

Para prajurit Korps Hiu Kencana harus melakukan penyelaman, peran berlayar, dan bertempur di kapal selam serta menyaksikan langsung bagaimana sebuah kapal selam beroperasi sebelum menerima Brevet Kehormatan Hiu Kencana. Tak sampai di situ, mereka juga harus bisa mendeteksi posisi kawan dan lawan melalui periskop, lalu mengoperasikan alat-alat yang ada di kapal selam seperti alat deteksi dan navigasi lainnya.

Dikutip dari situs resmi TNI AL, Korps Hiu Kencana atau Satkalsel Koarmada II didirikan pada 12 September 1959. Sejarah Korps Hiu Kencana dimulai dari pendidikan oleh para awak kabin di Polandia pada 5 Agustus 1958. Menempuh pendidikan selama setahun, para awak kabin kemudian kembali ke Indonesia pada 5 Agustus 1959.

Satuan kapal selam itu berdiri berbarengan dengan serah terima dua kapal selam Whiskey buatan Uni Soviet untuk Indonesia. Proses serah terima diwakili Kepala Staf TNI AL, Kolonel Pelaut RE Martadinata.

Dua kapal selam tersebut kemudian diberi nama RI Tjakra di bawah Komandan Laksma TNI (Purn) RP Poernomo dan RI Nanggala di bawah pimpinan Komandan Mayor Pelaut OP Koesno.

Di awal terbentuknya, Korps Hiu Kencana total mendatangkan sebanyak 12 kapal selam sejak periode 1959 hingga 1962. Selain RI Tjakra dan RI Nanggala, 10 kapal selam lainnya diberi nama RI Nagabanda, RI Tjandrasa, RI Trisula, RI Nagarangsang, RI Wijayadanu, RI Hendrajala, RI Bramastra, RI Pasopati, RI Tjundamani, dan RI Alugoro.

Pemilihan nama 12 kapal selam itu punya makna filosofis yakni diambil dari nama tokoh dan senjata dalam kisah pewayangan. Selain memperkuat armadanya, TNI AL juga melatih para prajurit yang mengoperasikan kapal selam tersebut.

Para prajurit TNI AL yang disiapkan untuk mengoperasikan kapal selam lalu dikirim untuk menimba ilmu di Gdansk, Polandia dan Vladivostok, Uni Soviet yang menjadi pangkalan kapal selam terbesar tentara negara yang kini berganti nama menjadi Rusia tersebut.

Pada 14 September 1959, melalui surat keputusan Men/KASAL Nomor A.4/2/10 terbentuk lah Divisi Kapal Selam (Divkasel). Komandan Laksma TNI (Purn) RP Poernomo didaulat menjadi Komandan Divkasel pertama RI.

Lalu pada 1 November 1959, Sekolah Kapal Selam Angkatan Laut (SEKASAL) resmi dibangun dan berlokasi di Surabaya. Poernomo kembali dipercaya sebagai pucuk pimpinan.

Poernomo juga menjadi pencetus moto Korps Hiu Kencana yakni Wira Ananta Rudira yang memiliki makna Tabah Sampai Akhir. Poernomo menilai sifat yang diperlukan awak kapal selam untuk bisa mengemban tugas tak hanya berani, tapi juga ulet, sabar, tekun, dan tenang. Poernomo meyakini ada satu kata pemungkas yang mewakili sifat tersebut yakni tabah.

Menurutnya, sekadar tabah tidak cukup jika tidak kekal. Poernomo menganggap pengabdian para awak harus sampai akhir yakni, Tabah Sampai Akhir. Semboyan ini akhirnya dipilih sebagai moto Korps Hiu Kencana sejak 16 Maret 1961 dan diabadikan di prasasti Monumen Kapal Selam Surabaya.

Dalam sejarah perjalanan 12 kapal selam tersebut, Korps Hiu Kencana terlibat dalam beragam operasi strategis. Tahun 1962, Korps Hiu Kencana dilibatkan pada operasi Trikora dalam rangka merebut Irian Barat.

Korps Hiu Kencana terjun dalam operasi pengintaian dan operasi menyusupkan pasukan khusus ke daratan Irian Barat tanpa terdeteksi oleh pihak Belanda. Operasi ini berhasil membuat Belanda mengurungkan niatnya untuk berperang secara terbuka dengan Indonesia. Irian Barat kemudian akhirnya diakui sebagai bagian dari Indonesia.

Pada 1965-1966, Korps Hiu Kencana juga terjun dalam Operasi Gugus Tugas X yang merupakan operasi bersama kapal selam milik Angkatan Laut Pakistan. Operasi ini berhasil mempererat hubungan Pakistan dengan Indonesia. Presiden Ayub Khan secara pribadi memberikan penghargaan yang tinggi kepada segenap anggota Gugus Tugas X tersebut.

Selain itu, Korps Hiu Kencana juga dilibatkan dalam Operasi Halilintar tahun 1979. Kapal selam yang dinakhodai awak Korps Hiu Kencana berhasil memberantas penyelundupan di Selat Malaka. Terutama penyelundupan bahan baku dari Indonesia ke Malaysia dan Singapura, serta mengamankan arus pengungsi dari Vietnam ke Indonesia di Laut China Selatan.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut