Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Fadli Zon Pastikan Tak Ada Intervensi dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia
Advertisement . Scroll to see content

Sejarah Marunda di Ujung Timur Jakarta Utara, Simbol Perlawanan Terhadap Belanda

Senin, 02 Januari 2023 - 08:32:00 WIB
Sejarah Marunda di Ujung Timur Jakarta Utara, Simbol Perlawanan Terhadap Belanda
Kawasan Marunda di ujung timur Jakarta Utara memiliki sejumlah sejarah perlawanan melawan Belanda. (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kelurahan Marunda dikenal sebagai daerah yang berada di ujung timur wilayah Jakarta Utara dan berbatasan langsung dengan Bekasi, Jawa Barat. Daerah yang masuk Kecamatan Cilincing ini ternyata memiliki sejarah panjang dan menjadi simbol perlawanan terhadap penjajah.

Konon nama Marunda berasal dari nama sungai yang melintasi kawasan tersebut. Di samping itu ada yang menyebut Marunda merupakan jenis pohon yang banyak tumbuh di kawasan tersebut.

Wilayah yang berada di Teluk Jakarta ini menyimpan sejarah panjang perjuangan masyarakat Betawi menentang penjajahan hingga terbentuknya kota Jakarta. Selain itu, Marunda juga pernah menjadi pusat konsentrasi logistik dan pos pertahanan terdepan pasukan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Agung ketika menyerbu Istana Batavia.

Melansir dinaskebudayaan.jakarta.go.id, terdapat 3 versi asal usul Marunda. Pertama mengacu pada peristiwa sejarah dan dikombinasikan dengan perubahan kata akibat pengucapan yang menyimpang.

Berawal dari peristiwa penyerangan Banten ke Sunda Kelapa. Versi ini bisa juga dihubungkan dengan tulisan F de Haan yang menyebut daerah Marunda sebagai tempat konsentrasi gerilyawan Islam dari Banten di abad XX.

Kedua berupa cerita rakyat. Disebutkan kata Marunda berasal dari sebuah pesan gaib yang terlontar oleh dukun setempat yang kesurupan. Pesan itu menyatakan orang yang mengangkut barang ketika melintasi suatu tempat harus "menunda" perjalanan.

Kata Marunda juga berasal dari kebiasaan penduduk untuk bersopan santun, bersikap "merendah". Kata "merendah" lama-kelamaan berubah menjadi Marunda. Versi lain menyebutkan kata marunda berasal dari kata "meronda".

Versi ketiga lebih merupakan pendapat pribadi. Berawal dari kebiasaan menyingkat kalimat, dari "ke rumah Pak Marunda" diganti menjadi "ke Marunda".

Saat ini corak kehidupan pedesaan yang masih menonjol di Marunda juga tampak pada pola pergaulan hidup yang masih sangat akrab.

Kehidupan sesama tetangga tidak jarang masih diwarnai hubungan saling kenal secara pribadi. Tidak jarang, sesama tetangga masih ada ikatan darah atau silsilah kekerabatan.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut