Sejarah Pembuatan Kalender Masehi, Simak Yuk!

JAKARTA, iNews.id - Bagaimana sejarah pembuatan kalender Masehi? Apakah ada metode khusus untuk mencetuskan sistem penanggalan tersebut?

Secara universal, kalender Masehi telah digunakan sebagai sistem penanggalan resmi di sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia. Kalender ini terdiri dari 12 bulan yang dimulai dengan bulan Januari dan diakhiri dengan bulan Desember di setiap pergantian tahunnya.

Baca Juga

Langgar Protokol, PM Modi Langsung Peluk Putin di Pangkalan New Delhi

Adapun kisah di balik terbentuknya kalender Masehi yang patut untuk diketahui adalah sebagai berikut.

Sejarah Pembuatan Kalender Masehi

Dilansir dari laman resmi Britannica, Selasa (13/6), kalender Masehi mengadopsi sistem penanggalan Gregorian yang dicetuskan pertama kali pada tahun 1582 oleh Paus Gregorius XIII. Saat itu, masyarakat Eropa sebenarnya telah menganut kalender Julian sejak tahun 46 SM. 

Baca Juga

Sejarah! Indonesia Kunci Status Juara Umum ASEAN Para Games 2023

Menurut kalender Julian, satu tahun terdiri dari 365 1/4 hari dengan selingan hari kabisat di setiap empat tahun. Sistem perhitungan tersebut merupakan hasil modifikasi Julius Caesar dari Kerajaan Romawi Kuno setelah mendapat saran dari ahli astronomi dan matematika bernama Sosigenes saat ia berkunjung ke Alexandria, Mesir.

Namun setelah digunakan selama berabad-abad, ditemukan sedikit ketidakakuratan dalam perhitungan kalender Julian yang menyebabkan Hari Paskah semakin menjauh dari titik balik musim semi setiap tahunnya. Setelah direvisi, satu tahun yang didasarkan pada siklus peredaran bumi mengelilingi matahari ternyata terjadi lebih tepatnya selama 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 45,25 detik. 

Baca Juga

Sejarah Pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok hingga Asal Usul Penamaannya

Sejak kesalahan tersebut ditemukan, Paus Gregorius XIII pun berusaha mereformasi sistem perhitungan kalender yang dipakai sebelumnya. Akhirnya, tercetuslah kalender Gregorian yang sebenarnya merupakan modifikasi dari sistem penanggalan Julian.

Baca Juga

7 Landmark yang Hilang dari Sejarah, Nomor 4 Hancur Gara-gara Diledakan

Oleh sebab itu, kalender Gregorian berbeda dari kalender Julian hanya dalam hal tahun kabisat. Menurut sistem penanggalan Gregorian, tidak ada tahun kabisat kecuali tahun tersebut benar-benar habis dibagi 400 (misalnya 1600 dan 2000) agar tetap akurat dalam satu hari di setiap 20.000 tahun.

Sementara itu, sistem perhitungan kalender Masehi atau abad pertama masehi dimulai sejak lahirnya Yesus Kristus. Meskipun sempat mendapat penolakan, terutama dari penganut Kristen Protestan di Eropa, kalender Gregorian ini akhirnya diterima. 

Baca Juga

Sejarah Munculnya Uang dalam Kehidupan Manusia, dari Cangkang Kerang hingga Bitcoin

Dalam setahun, negara-negara di Benua Biru, seperti Italia, Portugal, Spanyol, dan negara-negara Jerman Katolik Roma secara bertahap mengadopsi kalender Gregorian yang menjadi cikal bakal kalender Masehi. Inggris dan Amerika kemudian menggunakan sistem penanggalan ini pada 1752.

Editor: Komaruddin Bagja