Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Daftar UMP 2026 di 36 Provinsi Terbaru, Jakarta Masih Tertinggi
Advertisement . Scroll to see content

Sejarah Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Filosofi Atap Temu Gelang

Selasa, 04 Juli 2023 - 09:58:00 WIB
Sejarah Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Filosofi Atap Temu Gelang
Sejarah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebagai stadion kebanggaan Indonesia tak pernah sepi dari sorotan masyarakat. (Foto: setkab.go.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sejarah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebagai stadion kebanggaan Indonesia tak pernah sepi dari sorotan masyarakat. Karena kemegahannya, stadion ini bahkan selalu menjadi pilihan untuk menggelar event-event internasional, terutama untuk timnas sepak bola Indonesia.

Sebut saja FIFA Matchday antara Indonesia dan juara dunia Argentina yang berlangsung beberapa waktu lalu. Tiketnya ludes terjual hanya dalam waktu beberapa menit.

Lalu stadion ini juga menjadi kandidat venue Piala Dunia U-17 yang berlangsung akhir tahun nanti. Tak hanya event olahraga, SUGBK juga menjadi pilihan konser-konser penyanyi atau band dunia seperti Blackpink pada Maret 2023 hingga Coldplay yang akan datang pada November 2023.

Dilihat dari namanya, Stadion Utama Gelora Bung Karno dibangun sesuai dengan tokoh pencetusnya yakni Presiden pertama RI, Soekarno. Stadion ini berada di Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, bersanding dengan tempat olahraga lainnya seperti Istora, stadion renang, stadion atletik, gedung basket, lapangan voli, lapangan menembak, dan perkampungan atlet.

Menurut laman resmi kemdikbud.go.id, pembangunan kompleks olahraga ini dimulai tanggal 8 Februari 1960 menjelang event multiolahraga Asian Games IV 1962. Tak main-main, Bung Karno mengawasi langsung pembangunan sebagai bentuk keseriusan Indonesia menggelar event tersebut.

Apalagi Asian Games 1962 merupakan pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah event olahraga berskala internasional. Setelah Asian Games IV, Indonesia juga menggunakan Kompleks GBK untuk event Games of the New Emerging Forces (Ganefo) pertama pada tahun 1963.

Suasana di dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno. (Foto: MPI)
Suasana di dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno. (Foto: MPI)

Tak hanya menjadi ruang olahraga, Bung Karno menegaskan GBK harus menjadi paru-paru Jakarta dan bisa digunakan warga untuk berkumpul.

Desain Atap Temu Gelang

Salah satu hal unik dan paling menonjol dari stadion ini yaitu desain atapnya. Terbuat dari baja, atap SUGBK berbentuk melingkar dan membentuk cincin raksasa.

Diketahui desain atap SUGBK itu juga digagas langsung oleh Sang Proklamator. Dia tak sungkan memerintahkan arsitek dari Uni Soviet untuk membuat stadion dengan desain itu.

Meski demikian, gagasan tersebut sempat mental karena desain atap melingkar penuh untuk stadion dianggap tak lazim di masa itu. Arsitek Uni Soviet tersebut menegaskan stadion-stadion saat itu hanya membangun atap untuk menutupi sebagian tribun.

Namun Bung Karno tetap ngotot agar SUGBK menggunakan desain atap yang dia namakan "Temu Gelang". Dia memang menginginkan desain yang tidak biasa untuk memukau siapa saja yang melihatnya.

"Sebuah konstruksi khusus yang dibangun adalah atap baja besar yang membentuk cincin raksasa dan melindungi para penonton dari hujan dan panas, yang disebut oleh Bung Karno sebagai “Temu Gelang”," tulis Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dikutip Selasa (4/7/2023).

GBK sempat berganti nama menjadi Gelora Senayan pada era Orde Baru. Kemudian kembali lagi menjadi Gelora Bung Karno seperti semula sesuai Surat Keputusan Presiden No 7/2001.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut