Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Semangat Sumpah Pemuda di Era Digital, MNC University Ajak Generasi Muda Terus Berinovasi
Advertisement . Scroll to see content

Sejarah Sumpah Pemuda, Lahirnya Semangat Persatuan dan Kesatuan

Minggu, 15 Oktober 2023 - 19:00:00 WIB
Sejarah Sumpah Pemuda, Lahirnya Semangat Persatuan dan Kesatuan
Link Twibbon Hari Sumpah Pemuda 2022 (Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sejarah Sumpah Pemuda patut untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia. Sumpah ini merupakan sebuah ikrar yang diucapkan oleh pemuda-pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928. 

Pada saat itu, Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda yang telah menguasai tanah air selama berabad-abad. Sumpah Pemuda menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa, serta semangat perjuangan untuk mencapai kemerdekaan. 

Karenanya, setiap tahun pada tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda sebagai pengingat akan pentingnya persatuan dan semangat perjuangan dalam mencapai cita-cita bangsa. 

Sejarah Sumpah Pemuda menjadi pelajaran berharga bagi generasi muda Indonesia untuk menghargai perjuangan para pemuda pendahulu dalam meraih kemerdekaan. 

Sejarah Sumpah Pemuda

Dikutip buku Sumpah Pemuda: Latar Sejarah dan Pengaruhnya bagi Pergerakan Nasional (2005) yang diterbitkan oleh Museum Sumpah Pemuda, Minggu (15/11/2023) organisasi pemuda terpelajar yang memperjuangkan kepentingan pribumi mulai bermunculan di Hindia Belanda pada awal abad ke-20. 

Hal itu sebagai akibat dari banyaknya generasi intelektual setelah diperkenalkannya pendidikan Barat pada masyarakat pribumi Indonesia.

Dari sanalah, tercetus ide untuk mempersatukan sejumlah organisasi pemuda. Namun, gagasan tersebut sempat gagal karena federasi antara Jong Java dengan Jong Sumatranen Bond tidak berhasil dibentuk.

Oleh karenanya, Mohammad Tabrani yang merupakan wartawan di Koran Hindia Baroe mencetuskan Konferensi Organisasi Pemuda Nasional. Kongres Pemuda Pertama pun dilaksanakan selama tiga hari pada 30 April – 2 Mei 1926.

Salah satu hasil dari kongres tersebut adalah terbentuknya Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Tujuannya adalah untuk memperkuat persatuan para pemuda dalam melawan penjajah.

PPPI lalu menggelar Kongres Pemuda Kedua dua tahun setelahnya. Kongres kedua yang diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928 tersebut menjadi cikal bakal lahirnya Sumpah Pemuda.

Namun sebelum itu, para pemuda ara pemuda mengadakan pertemuan terlebih dahulu untuk membahas susunan acara, panitia, waktu, tempat hingga biaya. Pertemuan tersebut terjadi pada 3 Mei dan 12 Agustus 1928.

Dari sana, terbentuk susunan kepanitian untuk Kongres Pemuda Kedua, yang terdiri dari:

Ketua  : Sugondo Djojopuspito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Johan Mahmud Tjaja (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : R.C.L. Sendoek (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johannes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V : Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem Betawi)

Sementara itu, biaya yang dibutuhkan untuk acara tersebut akan dibebankan kepada organisasi-organisasi pemuda yang mengikuti kongres. 

Adapun tiga tempat yang dipilih untuk menyelenggarakan kongres adalah Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw.

Tibalah di tanggal 27 Oktober 1928, di mana Kongres Pemuda Kedua diawali dengan sambutan dari ketua panitia dan dilanjutkan dengan paparan Mohammad Yamin mengenai arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. 

Pada rapat kedua atau tanggal 28 Oktober 1928, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro membahas mengenai pentingnya pendidikan kebangsaan pada anak-anak. 

Lalu pada rapat ketiga di tanggal yang sama, Soenario memaparkan mengenai pentingnya nasionalisme dan demokrasi dan Theo Pengamanan menjelaskan semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air Indonesia yang harus dimiliki pandu sejati.

Setelah melakukan konferensi selama dua hari, Sugondo Djojopuspito yang hendak mengambil keputusan kongres diberi secarik kertas oleh Moh. Yamis. Dalam kertas tersebut, tertulis tiga poin penting yang disebut Sumpah Pemuda.

Adapun isi dari tiga poin tersebut yang dulunya sempat ditulis dengan ejaan van ophuijsen atau ejaan lama adalah sebagai berikut.

Pertama: kami putera dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

Kedua: kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga: kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Editor: Johnny Johan Sompotan

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut