Selain Pakai AI, YouTube Andalkan Peran Manusia Hadapi Konten Hoaks dan Sensitif
JAKARTA, iNews.id - Di tengah gempuran informasi digital, platform YouTube berupaya memerangi penyebaran berita bohong atau hoaks. Untuk melakukan itu, platform berbagi video ini masih mengandalkan peran manusia selain memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Hal itu diungkapkan oleh Strategic Partner Manager YouTube News and Broadcaster for Indonesia, Isabella Wibowo saat menjadi pemateri dalam dialog di iNews Media Group Campus Connect bertajuk Creatorverse di Universitas Tarumanagara, Jakarta Barat, Rabu (26/11/2025).
Dia mengatakan, pihaknya memiliki kebijakan dan sejumlah fitur untuk menangkal konten hoaks.
"Jadi kalau di YouTube kita ada kebijakan di Panduan Komunitas, under misinformasi. Itu termasuk misalkan kalau ada pemberitaan terkait dengan insiden tertentu, jika menggunakan footage atau image-image dari kejadian yang tidak sama, itu akan terkena policy-nya kami. Dan konten tersebut bisa kita remove," ujar Isabella.
Bahkan, kata dia, pihaknya juga bisa melakukan suspend terhadap akun yang kerap membagikan konten hoaks atau melanggar panduan. Selain itu, Isabella mengatakan, para pengguna juga bisa proaktif menangkal hoaks dengan fitur yang telah disediakan.
"Di sisi lain juga ada mekanisme pelaporan dari audiens, dari viewers. Jika ada konten-konten yang dirasa memang tidak sesuai dengan kebenaran, dengan fact checking, dan tidak sesuai dengan policy-nya kami, itu dari audiens, dari viewers juga bisa melaporkan," ujar Isabella.
Menurutnya, mekanisme pelaporan dua arah oleh platform digital untuk menangkal hoaks ini hal yang lumrah.
"Yang satunya itu manual, yang satunya otomatis. Karena kan banyaknya konten yang di-upload, kita butuh otomatisasi," katanya.
Namun, dia menilai, sistem otomatis dalam menangkal konten negatif tidaklah cukup. Untuk memastikan akurasi konteks, terutama pada isu-isu sensitif, 'naluri' manusia dinilai tetap diperlukan.
"Untuk konten-konten tertentu yang mungkin lebih sensitif, itu biasa dicek oleh manusia," kata Isabella.
Editor: Reza Fajri