JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan hingga kini ada 46 orang meninggal dunia dan sembilan lainnya hilang akibat erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur. Oleh sebab itu BNPB menambah masa tanggap darurat selama 14 hari.
Hal itu disampaikan Suharyanto dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VIII DPR, Senayan, Jakarta, Senin (13/12/2021).
Abaikan Palestina, Kazakhstan Gabung dengan Perjanjian Abraham
"Kami tambah lagi tanggap daruratnya 14 hari untuk terus mencari korban yang hilang ini," ujarnya.
Menurutnya, tim evakuasi BPBD Kabupaten Lumajang saat ini menuju lokasi sektoral Candipuro-Pronojiwo untuk melakukan pemantauan. Selain itu petugas di lapangan terus melakukan sterilisasi lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru.
Bantu Korban Erupsi Semeru, Polda Jateng Kirim Logistik dan Terjunkan Tim DVI
"Tanggal 4 Desember 2021 pukul 15.10 WIB masyarakat dan para penambang yang beraktivitas di aliran DAS Mujur dan Curah Kobokan sudah diimbau untuk naik dan tidak melakukan aktivitas di aliran sungai. Pada pukul 15.20 WIB, pos pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur menyatakan bahwa teramati adanya guguran awan panas dengan mengarah luncur ke Besuk Kobokan dengan kondisi gunung tertutup kabut dan debu vulkanik," kata Suharyanto.
Lalu, dia memaparkan, 18 orang luka berat rata-rata mengalami luka bakar karena terkena lahar dan 12 orang mengalami luka ringan. Masa tanggap darurat sebelumnya sudah ditetapkan Bupati Lumajang yakni 4-17 Desember 2021.
Awan Gelap Selimuti Puncak Semeru, Operasi Pencarian Korban Dihentikan Sementara
Terkait pengungsi, kata Suharyanto, pihaknua masih terus melakukan pendataan Jumlah pengungsi sampai Senin (13/12/2021) pagi ini 9.374 orang dan tersebar di 123 titik. Bukan hanya di Lumajang, pengungsi juga tersebar di Blitar, Proboliinggo, dan Jember.
Editor: Rizal Bomantama
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku