Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jalan Licin, Ini Mode Berkendara Disarankan pada Mitsubishi Xforce agar Aman
Advertisement . Scroll to see content

Siap-Siap, Pulau Jawa Diprediksi Mulai Transisi Musim Hujan ke Kemarau pada Maret-Mei 2023

Sabtu, 28 Januari 2023 - 11:20:00 WIB
Siap-Siap, Pulau Jawa Diprediksi Mulai Transisi Musim Hujan ke Kemarau pada Maret-Mei 2023
BMKG mengungkapkan beberapa wilayah Indonesia akan mulai transisi musim hujan ke kemarau pada Maret hingga Mei 2023. (Foto: Ilustrasi/Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan beberapa wilayah Indonesia akan mulai transisi musim hujan ke kemarau pada Maret hingga Mei 2023. Salah satunya Pulau Jawa.

Selain Pulau Jawa, Pulau Bali dan Nusa Tenggara juga akan mengalami hal yang sama.

“Pada bulan Maret-April-Mei 2023 ini beberapa wilayah di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan mengalami periode transisi atau peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau,” ucap Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan dikutip dalam keterangan resminya, Sabtu (28/1/2023).

Sementara itu hingga enam bulan ke depan, BMKG telah memprediksi curah hujan bulanan akan didominasi oleh kategori normal. Meskipun, secara volume curah hujan bulanan tahun 2023 ini relatif menurun dibandingkan curah hujan bulanan selama tiga tahun terakhir.

Curah hujan bulanan kategori di atas normal berpeluang terjadi di Sumatra bagian utara, Kalimantan bagian timur dan utara pada Februari serta Maret 2023. Kemudian Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Maluku, dan Maluku Utara pada Februari 2023 serta Papua bagian tengah dan selatan pada Juni 2023.

Sedangkan curah hujan kategori bawah normal berpeluang terjadi di sebagian Sumatra bagian tengah, sebagian Kalimantan bagian tengah, sebagian Sulawesi bagian tengah, dan sebagian kecil Papua pada Februari-Maret 2023. Lalu sebagian besar Sumatra dan Jawa pada Mei dan Juni 2023.

Pada periode peralihan musim ini, Dodo meminta agar pemerintah daerah dan masyarakat mewaspadai kemunculan fenomena cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin puting beliung, petir, dan angin kencang. Menurutnya, meskipun periodenya singkat namun tidak jarang memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.

“Kewaspadaan yang lebih tinggi perlu dilakukan untuk mengantisipasi musim kemarau yang diprediksikan lebih kering atau dengan jumlah curah hujan yang lebih rendah dibandingkan pada 3 tahun belakangan karena kondisi La Nina yang telah netral atau bahkan berubah menjadi El Nino Lemah,” tuturnya.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut