Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Resmikan Jembatan Kabanaran, Presiden Prabowo Ungkap Perjuangan Pangeran Mangkubumi
Advertisement . Scroll to see content

Siapa Sarah Sadiqa? Profil Lengkap Kepala LKPP Baru Pilihan Prabowo yang Jadi Sorotan Publik

Rabu, 17 September 2025 - 23:20:00 WIB
Siapa Sarah Sadiqa? Profil Lengkap Kepala LKPP Baru Pilihan Prabowo yang Jadi Sorotan Publik
Siapa Sarah Sadiqa? Presiden Prabowo Subianto melantik Sarah Sadiqa sebagai Kepala LKPP di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/9/2025). (Foto: Tangkapan Layar)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id -  Siapa Sarah Sadiqa? Pertanyaan ini kini ramai di telinga publik setelah Presiden Prabowo Subianto melantiknya sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) pada 17 September 2025. Ia menggantikan Hendrar Prihadi, politisi yang sebelumnya menjabat di posisi strategis tersebut.

Sosok Sarah langsung jadi perhatian karena kiprahnya di birokrasi relatif jarang muncul ke permukaan meski rekam jejaknya panjang.

Pelantikan Sarah di istana menjadi sinyal bahwa Prabowo memilih figur berpengalaman dari kalangan birokrat murni, bukan politisi, untuk memimpin lembaga yang mengatur pengadaan barang dan jasa pemerintah di seluruh Indonesia.

Siapa Sarah Sadiqa? 

Sarah Sadiqa lahir di Jakarta pada 18 Januari 1970. Ia menempuh pendidikan sarjana hukum di Universitas Trisakti dan lulus pada tahun 1992. Latar belakang hukum ini menjadi dasar kuatnya dalam memahami regulasi dan tata kelola pemerintahan.

Tak berhenti di dalam negeri, Sarah kemudian melanjutkan studi ke luar negeri. Pada tahun 1999, ia menyelesaikan Master of Science di Northeastern University, Amerika Serikat. Pendidikan internasional ini melengkapi perspektifnya tentang sistem birokrasi modern dan menjadi modal besar dalam perjalanan kariernya di lembaga pemerintah.


Karier Panjang di LKPP

Siapa Sarah Sadiqa? Ia adalah birokrat senior yang mengabdikan diri di LKPP sejak lama, dengan catatan perjalanan karier sebagai berikut:

  • 2011–2013: Direktur Iklim Usaha dan Kerja Sama Internasional LKPP.
  • 2013: Direktur Perencanaan Pengadaan RAPBN.
  • 2013–2014: Direktur Pengembangan Sistem Katalog.
  • 2014–2015: Direktur Pelatihan Kompetensi.
  • 2015–2020: Deputi Monitoring, Evaluasi, dan Pengembangan Sistem Informasi.
  • Februari 2020–2025: Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan.
  • September 2025: Dilantik sebagai Kepala LKPP menggantikan Hendrar Prihadi.

Dengan lebih dari dua dekade pengalaman, Sarah dinilai sebagai sosok yang matang secara teknis dan memahami seluk-beluk pengadaan barang/jasa pemerintah.


Tugas dan Tanggung Jawab

Sebagai Kepala LKPP, Sarah memegang kendali atas berbagai kebijakan krusial, di antaranya:

  • Menyusun dan mengawasi regulasi pengadaan barang/jasa pemerintah.
  • Mengembangkan dan memperbaiki sistem katalog elektronik (e-catalogue) dan e-purchasing.
  • Menjamin efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam seluruh proses pengadaan pemerintah.
  • Mendorong inovasi sistem monitoring dan evaluasi agar pengadaan bebas dari praktik penyimpangan.
  • Mengawasi pelaksanaan Peraturan LKPP terbaru, termasuk yang berkaitan dengan tata kelola anggaran belanja negara.

LKPP sendiri adalah lembaga vital karena mengurusi anggaran triliunan rupiah setiap tahun. Karenanya, peran Kepala LKPP sangat strategis dan berimplikasi langsung pada kinerja pemerintahan.


Prestasi dan Penghargaan
Dalam perjalanan panjangnya, Sarah Sadiqa mendapat apresiasi dari negara berupa Satyalancana Karya Satya sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 2005 dan 2015. Penghargaan ini diberikan kepada ASN yang mengabdi dengan loyalitas tinggi serta prestasi kerja yang konsisten.

Tak hanya penghargaan formal, reputasi Sarah juga terbangun dari konsistensinya memperkuat sistem pengadaan berbasis digital. Ia dikenal sebagai figur yang tekun, rapi, dan detail dalam mengembangkan kebijakan, meski bukan tipe pejabat yang sering muncul di media.


Kekayaan dan Laporan Publik

Sebagai pejabat negara, Sarah Sadiqa melaporkan hartanya melalui LHKPN. Per akhir 2024, total kekayaannya tercatat sekitar Rp 4,13 miliar. Komposisi kekayaan ini meliputi:

  • Tanah dan bangunan dengan nilai sekitar Rp 2,9 miliar.
  • Beberapa unit kendaraan pribadi.
  • Aset bergerak serta kas atau setara kas.
  • Tidak tercatat adanya utang besar dalam laporan tersebut.


Jumlah kekayaan yang relatif moderat untuk pejabat setingkat kepala lembaga menambah citra bahwa Sarah merupakan birokrat yang hidup sederhana.


Harapan dan Tantangan

Meski berbekal pengalaman dan integritas, kepemimpinan Sarah Sadiqa tetap menghadapi tantangan besar. Beberapa di antaranya:

Digitalisasi menyeluruh: masih banyak daerah yang belum maksimal menggunakan sistem pengadaan elektronik.


Pengawasan ketat: potensi penyimpangan dalam pengadaan tetap tinggi, sehingga perlu strategi pengawasan yang kuat.


Ekspektasi publik: masyarakat menuntut transparansi penuh dalam belanja pemerintah, apalagi di era keterbukaan informasi.


Kolaborasi lintas sektor: LKPP perlu menjalin hubungan baik dengan kementerian, lembaga, hingga pemerintah daerah agar sistem berjalan efektif.


Di sisi lain, harapan publik terhadap Sarah cukup besar. Ia dipandang mampu membawa LKPP lebih profesional, mengingat latar belakangnya bukan dari partai politik, melainkan murni birokrat.

Siapa Sarah Sadiqa? Ia adalah birokrat senior yang meniti karier panjang di LKPP hingga akhirnya dipercaya Presiden Prabowo menjadi Kepala LKPP. Dengan latar belakang pendidikan hukum di Trisakti, pengalaman studi internasional di Amerika, serta rekam jejak panjang di birokrasi, Sarah dinilai sebagai figur yang tepat untuk memimpin lembaga strategis tersebut.

Editor: Komaruddin Bagja

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut