Singgung Kudeta Anas Urbaningrum, Gede Pasek Ungkit Pidato SBY dari Jeddah
JAKARTA, iNews.id – Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY menggandeng Bambang Widjojanto (BW) sebagai kuasa hukum dalam kisruh internal Demokrat. Penunjukan BW pun menuai reaksi sejumlah kalangan, termasuk loyalis Anas Urbaningrum.
Mantan politikus Partai Demokrat Gede Pasek Suardika menyebut, kehadiran BW sebagai kuasa hukum kubu AHY dalam perebutan Partai Demokrat mengingatkannya pada rangkaian panjang kisah lengsernya AU dari Ketua umum Partai Demokrat. Informasi BW satu barisan dengan kubu Cikeas, kata dia, menjadi makin tampak.
“Memang dalam kasus @anasurbaningrum ada dua sosok komisioner yang begitu semangat membui AU yaitu Samad (Abraham Samad) yang terbukti ngebet nyawapres dan BW yang ternyata satu jalur dengan Cikeas. Bahkan Keduanya terlibat dalam Kasus Sprindik Bocor usai pidato @SBYudhoyono dari Jeddah,” kata Gede Pasek melaui utas (thread) di Twitter, dikutip Selasa (16/3/2021).

Gede Pasek menyebut BW selalu lantang mengondisikan opini untuk menjerat AU. Upaya itu bahkan sampai memeriksa lebih 350 orang. Kendati demikian dia masih saja kesulitan menemukan kejahatan dengan alat bukti yang telak.
Bahkan saking sulitnya menjerat, kata Pasek, konon BW berinisiatif memasang dakwaan kasus Hambalang dan "proyek-proyek lainnya". Politikus asal Bali itu pun heran karena tidak jelas apa proyek lain yang dimaksud tersebut.
Dari rangkaian itu dia melihat intinya Anas Urbaningrum dijadikan tersangka dulu, baru dicopot sebagai ketua umum Partai Demokrat. Tarik ulur penentuan status tersangka AU seiring dengan berbagai cara pelengseran dari jabatan posisi ketum.
“Puncaknya adalah pidato SBY di Jeddah yang dengan tegas meminta status AU. Kalimat yang mirip: Kalau salah katakan salah, kalau tidak salah tolong jelaskan kenapa tidak salah,” kata Pasek.
Setelah pidato tersebut, jagat politik dan hukum dihebohkan dengan pernyataan petinggi PD yang dengan yakin menyatakan AU sudah tersangka. Anehnya surat perintah dimulainya penyidikan atau sprindik belum ada.
“Dhuuarrr tiba-tiba ada sprindik bocor yang ditekan BW dan Samad sebelum ada gelar perkara. Tekanan mentersangkakan AU makin kencang,” kata dia.

Pasek menganggap BW sosok paling bersemangat ketika langkah politik Cikeas dari Pakta Integritas, ambil alih kewenangan ketum oleh Ketua Majelis Tinggi, membuat rapimnas tanpa libatkan ketua umum, juga masih gagal lengserkan AU.
Manuver BW dalam kasus AU selama bergulir, kata Pasek, akhirnya kini makin mendapatkan jawaban yang lebih terang. Kenapa BW bersikap begitu pada AU dan begitu semangat merealisasikan gerakan Cikeas terhadap AU. Publik mulai mendapatkan gambaran soal satu barisan.
“Kalau bicara brutalitas demokrasi yang diungkapkan BW, maka justru menurut saya, ketika BW sebaga komisioner KPK bersatu frekwensi dengan keinginan Cikeas lah yang paling brutal menyingkirkan AU. Saya bicara suarakan keadilan untuk AU karena masih dalam penjara,” ujar Sekjen Perhimpunan Pergerakan Indonesia ini.
Belum ada respons dari BW maupun Cikeas sejauh ini atas cuitan Pasek sejauh ini.
BW sebelumnya mengatakan, pengambilalihan paksa Demokrat dengan melibatkan oknum kekuasaan menjadi ancaman demokrasi. Hal ini menjadi salah satu alasan dirinya bersedia menjadi tim hukum Demokrat kubu AHY.
"Saya merasa ada masalah fundamental di bangsa ini. Kalau orpol yang diakui secara sah saja bisa diobok-obok secara brutal maka negara kita sedang terancam," kata BW, Jumat (12/3/2021).
Editor: Zen Teguh