Siswa SD Mual dan Muntah usai Santap Menu MBG, Diduga Keracunan Makanan

LAMPUNG UTARA, iNews.id – Seorang siswa SD bernama Bima kelas 4 SD Sukarno Hatta mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah dan sakit perut setelah menyantap menu dari Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Lampung Utara, Selasa (15/07/2025). Dugaan sementara korban mengalami keracunan makanan yang terindikasi sudah basi.

Informasi dirangkum iNews, makanan yang dikonsumsi para siswa berupa bihun goreng, sayuran (toge dan sawi), putih telur, jeruk serta susu kemasan. Pengakuan siswa, makanan tersebut berbau tak sedap dan terasa asam.

Baca Juga

Pesawat Andalan India Jatuh di Dubai Air Show, Ini 3 Keunggulan HAL Tejas

“Anak-anak bilang bihunnya berbau tak sedap dan terasa asam saat dimakan,” ujar seorang guru dari SD IT Insan Rhobani yang enggan disebutkan namanya, Selasa (15/7/2025).

Menyadari potensi bahaya, pihak sekolah langsung mengambil tindakan cepat. Seluruh siswa diminta menghentikan konsumsi makanan MBG dan orang tua diberi peringatan melalui grup WhatsApp.

Baca Juga

292 Warga Lampung Utara Keracunan Massal Usai Konsumsi Nasi Hajatan

Wakil Kepala Sekolah SD IT Insan Rhobani Mana Sarudin membenarkan temuan tersebut.

“Benar, makanan berbau tidak sedap dan terasa asam. Kami langsung melarang anak-anak memakannya,” katanya.

Baca Juga

Respons Keracunan MBG di Bogor, BGN Persingkat Waktu Penyajian Makanan

Salah satu orang tua siswa, Wiwik, merasa kecewa atas kejadian ini.

Baca Juga

Pilu! Sekeluarga Keracunan Ikan Laut di Baubau, Anak Meninggal

“Anak saya muntah dan mengeluh sakit perut setelah makan makanan gratis itu. Ini program pemerintah, tapi kok bisa seperti ini?” ucapnya.

Asisten Lapangan MBG Lampung Utara M Rabani Keigi mengakui bahwa pihaknya terlambat mengetahui adanya permasalahan distribusi makanan.

Baca Juga

Terkuak! 2 Bakteri Ini Jadi Biang Kerok Ratusan Siswa Keracunan MBG di Bogor

“Kami baru mengetahui makanan itu tidak layak dikonsumsi setelah mendapat laporan dari pihak sekolah,” ucap Rabani.

Editor: Donald Karouw