SMRC Ungkap Penyebab Jokowi Tak Mampu Rebut Pemilih di Jabar
JAKARTA, iNews.id - Tingkat keterpilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih mendominasi di Pulau Jawa. Namun, berkaca dari hasil sementara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018, posisi Jokowi belum aman di Jawa Barat (Jabar).
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani mengatakan, sebagian besar masyarakat Jabar memilih Prabowo Subianto. Sentimen masyarakat Jabar terhadap Prabowo yang mengangkat kenaikan suara Sudrajat-Syaikhu secara sangat signifikan hingga melewati suara Dedy Mizwar-Dedy Mulyadi, dan mendekati suara Ridwan Kamil-UU dalam Pilgub Jabar.
"Berdasarkam exit poll Pilkada 2018, elektabilitas Presiden Jokowi masih belum cukup mendominasi pilihan warga Jabar," ujar Deni di Jakarta, Selasa (3/7/2018).
Dia mengungkapkan, jika hari ini terjadi head to head antara Jokowi dengan Prabowo di Jabar, Prabowo memperoleh suara 51,2 persen, sementara Jokowi sebesar 40,3 persen, dan tidak jawab sebesar 8,5 persen.
"Hanya khusus di Jabar telah terjadi perubahan signifikan pilihan presiden dibanding survei beberapa minggu dan bulan sebelum hari H Pilkada serentak 2018," ungkapnya.
Sementara di Jawa Tengah (Jateng) jika terjadi head to head antara Jokowi dengan Prabowo, maka hasil signifikan diperoleh Jokowi mencapai 73,1 persen sedangkan Prabowo sebesar 19,7 persen serta tidak jawab sebesar 7,2 persen.
Di Jawa Timur (Jatim) jika terjadi head to head antara Jokowi dengan Prabowo, maka hasil signifikan diperoleh Jokowi mencapai 64,2 persen, sedangkan Prabowo sebesar 28,3 persen serta tidak jawab sebesar 7,5 persen.
"Ada indikasi kampanye ganti presiden hanya berpengaruh di wilayah Jabar, tetapi daerah lain di Pulau Jawa tidak. Mesin partai pendukung Prabowo di Jabar, yakni Gerindra dan PKS jauh lebih besar. Ini yang membuat kampanye tersebut efektif," ucapnya.
Editor: Kurnia Illahi