Soal Tuduhan Andi Arief, Sekjen Gerindra: Saya Akan Cek Dulu
JAKARTA, iNews.id – Cuitan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief, di akun Twitter-nya yang menyebut Prabowo Subianto dengan sebutan “jenderal kardus”, langsung membuat heboh jagat politik di Tanah Air. Tak terkecuali, koalisi penantang yang dimotori oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pun ikut terguncang gara-gara cuitan pedas dari mantan staf khusus (stafsus) presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Tak hanya menyebut Prabowo dengan julukan “jenderal kardus”, Arief juga melemparkan tuduhan serius kepada politikus Partai Gerindra yang juga Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno. Arief menyebut Sandiaga telah membayar Rp500 miliar kepada Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) demi mengamankan posisi calon wakil presiden (capres) untuk mendampingi Prabowo di Pemilu 2019.
Namun, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani langsung menampik tuduhan serius yang dilontarkan Arief. Dia meragukan apa yang disampaikan politikus Partai Demokrat itu ke publik melalui akun Twitter-nya. Namun, Muzani berjanji akan memeriksa kembali kebenaran cuitan-cuitan Arief tersebut. “Saya kira enggak benar itu. Saya akan cek dulu,” tutur Muzani di Jakarta, Kamis (8/8/2018).
Mengenai batalnya pertemuan Prabowo dengan SBY tadi malam di kediaman SBY, Muzani mengaku tidak mengetahui adanya agenda pertemuan kedua tokoh politik tersebut semalam. “Setahu saya, pertemuan Pak Prabowo dan Pak SBY kan Selasa (7/8/2018) siang kemarin. Kalau tadi malam, setahu saya tidak ada rencana beliau ketemu Pak SBY. Setahu saya ya,” ucap Muzani.
Sebelumnya, Andi Arief mengungkapkan kemarahannya di media sosial Twitter. Dia menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai “jenderal kardus” karena mementingkan uang daripada perjuangan. Dalam cuitannya, Arief menyebut sikap Prabowo berubah drastis. “Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh ditubruk uang Sandi Uno untuk meng-entertain PAN dan PKS,” katanya di akun Twitter, Rabu (8/8/2018).
Andi Arief menuding sikap Prabowo tidak mencerminkan seorang pemimpin. Karenanya, dia menilai Partai Demokrat tidak cocok berkoalisi dengan Partai Gerindra di Pilpres 2019. “Partai Demokrat tidak alami kecocokan karena Prabowo dalam menentukan cawapresnya dengan menunjuk orang yang mampu membayar PKS dan PAN. Ini bukan DNA kami," ucapnya.
Editor: Ahmad Islamy Jamil