Soal Umrah, KJRI: Pemerintah Arab Saudi sedang Kaji Sinovac dan Sinopharm
JAKARTA, iNews.id - Kementerian terkait di dalam pemerintah Arab Saudi terus berkoordinasi untuk memastikan apakah calon jemaah umrah dari negara lain, termasuk Indonesia dapat masuk ke Arab Saudi menggunakan vaksin Sinovac dan Sinopharm. Seperti diketahui vaksin yang paling banyak digunakan di Indonesia yaitu Sinovac.
Konsul Haji dan Umrah KJRI Jeddah Endang Jumali mengatakan hasil kajian pemerintah Arab Saudi segera diumumkan dalam waktu dekat.
"Untuk vaksin Sinovac dan Sinopharm yang digunakan sejumlah negara, Kementerian Kesehatan Arab Saudi masih melakukan kajian. Apakah yang sudah memperoleh dosis kedua vaksin tersebut masih perlu diberikan satu dosis lagi (booster) dari empat vaksin yang digunakan Saudi atau bagaimana. Dalam waktu dekat, akan dirilis hasilnya secara resmi,” kata Endang Jumali dikutip dari laman resmi Kemenag, Kamis (12/08/2021).
Dia mengatakan sebelumnya Indonesia telah menggelar pertemuan dengan Deputi Urusan Umrah Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi, Abdulaziz Wazzan di Kantor Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, Jeddah. Pertemuan yang berlangsung pada 11 Agustus 2021 itu dihadiri Konjen RI Eko Hartono bersama Koordinator Perlindungan Warga dan Pelaksana Staf Teknis Haji 1 (P-STH 1).
Dalam pertemuan itu Arab Saudi saat ini masih melakukan kajian terkait penggunaan vaksin Sinovac dan Sinopharm.
"Sementara Sinovac dan Sinopharm saat ini sudah diakui WHO. Kemenag terus berkoordinasi dengan Kemenkes dan Kemenlu untuk membahas bersama masalah penggunaan vaksin ini,” tuturnya.
Selain itu, dalam pertemuan ini Pemerintah Arab Saudi menyatakan lebih memprioritaskan keselamatan dan kesehatan jemaah dalam pengaturan penyelenggaraan ibadah umrah di masa pandemi covid-19. Keselamatan dan kesehatan menjadi hal utama, bukan kepentingan ekonomi dan bisnis semata.
"Pelaksanaan ibadah umrah dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, misalnya transportasi dalam kota hanya diisi 50 persen dari total kapasitas normal, dan akomodasi hotel dibatasi dua orang per kamar,” ujarnya.
Diketahui, ada 30 negara yang masih ditangguhkan masuk ke Kerajaan Arab Saudi antara lain India, Pakistan, Indonesia, Mesir, Turki, Argentina, Brasil, Afrika Selatan, dan Lebanon, Vietnam, Korut, Korsel, dan Afganistan.
"Untuk alasan keselamatan juga, kebijakan penangguhan masih diberlakukan, khusunya bagi negara yang penyebaran virus covid-nya dinilai masih tinggi,” katanya.
Editor: Rizal Bomantama