Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh, Keluarga Pilot Kapten Afwan Tetap Berharap Kabar Terbaik
BOGOR, iNews.id - Adik kandung dan anak dari Kapten Afwan sudah diambil sampel DNA-nya untuk proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Keluarga masih berharap ada kabar baik.
"Kemarin dan hari ini, pihak keluarga kita sudah diminta cek DNA untuk identifikasi kelengkapan. Yang diminta (DNA) itu adik Kapten Afwan dan anaknya," kata keponakan Kapten Afwan, Muhammad Akbar dikonfirmasi wartawan, Senin (11/1/2021).
Di samping itu, Akbar mengaku jajaran maskapai Sriwijaya Air sudah menemui keluarga untuk mengucapkan belasungkawa. Termasuk juga ucapan dari rekan sesama pilot Kapten Afwan.
"Tadi semua pilot sudah datang ke rumah Cibinong jadi tadi juga sudah ada tim manajemen Sriwijaya Air mereka mengucapkan belasungkawa," katanya.
Meski begitu, keluarga masih menaruh harapan besar agar mendapat kabar baik terhadap kondisi dari sang kapten. Sembari menunggu kepastian dari pihak-pihak terkait mengenai keberadaan Kapten Afwan.
"Yang pasti keluarga belum bisa memberikan statmen bahwa apakah Kapten Afwan sudah meninggal atau tidak karena kita nunggu yang resminya," kata Akbar.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat diketahui take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Dari data manifest, pesawat diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq