Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Stok Beras Tembus 4 Juta Ton, Mentan Targetkan Tak Ada Impor Tahun Ini
Advertisement . Scroll to see content

Stok CBP Tembus 4 Juta Ton, Komisi IV DPR Harap Harga Beras Terkendali

Senin, 02 Juni 2025 - 21:22:00 WIB
Stok CBP Tembus 4 Juta Ton, Komisi IV DPR Harap Harga Beras Terkendali
Komisi IV DPR mengecek stok beras. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Anggota Komisi IV DPR, Rajiv berharap harga beras di masyarakat terkendali. Hal ini setelah Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan cadangan beras pemerintah (CBP) menembus angka 4 juta ton sekaligus tertinggi dalam sejarah.

Rajiv mengatakan, capaian ini merupakan tonggak penting dalam penguatan ketahanan pangan nasional, serta sinyal bahwa sektor pertanian Indonesia mampu bangkit di tengah tantangan global yang kompleks.

“Saya mengapresiasi langkah konkret dan terobosan yang telah dilakukan Kementerian Pertanian. 4 juta ton bukan angka kecil. Ini adalah capaian yang menunjukkan bahwa Indonesia sedang berada di jalur yang tepat menuju kedaulatan pangan,” ujar Rajiv dalam keterangannya, Senin (3/6/2025).

Dia menilai, keberhasilan tersebut tak bisa dilepaskan dari kebijakan pemerintah yang berpihak pada petani, mulai dari peningkatan kuota pupuk bersubsidi, reformasi distribusi pupuk agar lebih tepat sasaran, hingga penetapan harga gabah minimal Rp6.500 per kilogram (kg). 

“Kebijakan tersebut bukan hanya membantu produktivitas, tetapi juga memberikan insentif psikologis kepada petani bahwa negara hadir mendukung kerja keras mereka,” tuturnya.

Rajiv turut memuji keberhasilan serapan beras oleh Perum Bulog yang mencapai 2,429 juta ton per akhir Mei 2025 angka tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Capaian ini, kata dia, menjadi pembuktian bahwa produksi dalam negeri, jika dikelola dengan tepat, mampu mencukupi kebutuhan nasional tanpa bergantung pada impor.

Kendati demikian, Rajiv mengingatkan pentingnya langkah evaluatif sebagai bagian dari penguatan tata kelola pangan. Menurutnya, lonjakan stok belum tentu linier dengan stabilitas harga di pasar atau keterjangkauan beras bagi masyarakat di seluruh pelosok negeri. 

“Distribusi harus dikawal ketat, jangan sampai stok tinggi tapi harga tetap mencekik rakyat kecil, terutama di daerah-daerah yang sulit akses,” ucapnya.

Sementara, terkait wacana ekspor beras, Rajiv menyarankan pemerintah agar lebih berhati-hati. Ia menyambut baik terbukanya peluang ekspor seperti permintaan dari Malaysia, namun mengingatkan bahwa kebutuhan domestik tetap harus menjadi prioritas utama. 

“Kita jangan tergoda mengejar surplus ekspor tanpa terlebih dahulu menjamin bahwa dapur-dapur rakyat di pelosok negeri sudah benar-benar aman dari kelangkaan atau lonjakan harga,” katanya.

Dia juga menekankan pentingnya diversifikasi pangan sebagai bagian dari strategi jangka panjang.

“Ketahanan pangan tidak bisa hanya bergantung pada beras. Kita harus mulai serius mendorong komoditas lokal lain seperti sorgum, jagung, dan umbi-umbian yang sesuai dengan kearifan lokal masing-masing wilayah,” tuturnya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut