Strategi Ganjar Pranowo Hidupkan Budaya di Jawa Tengah, Bikin Pelaku Seni Tetap Berkreasi di Era Covid-19
JAKARTA, iNeWs.id - Calon Presiden Ganjar Pranowo dikenal sebagai pemimpin merakyat dan berbudaya. Dukungannya terhadap menjaga kebudayaan nasional patut diacungi jempol.
Komitmen Ganjar pada nilai-nilai kebudayaan bukanlah semata-mata tentang menjaga tradisi lama tanpa inovasi. Sebaliknya, ia secara jelas berusaha menghindari nostalgia buta terhadap masa lalu, dan memandang budaya sebagai sesuatu yang selalu bergerak dan berevolusi.
Dukungan Ganjar Pranowo dalam menjaga kebudayaan juga bukan sekedar ucapan basa basi belaka. Ia berkali–kali membuktikan dukungan dengan mengambil langkah konkret dalam kebijakan kebudayaan.
Pertama, ketika merespons dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia seni, Ganjar menciptakan "Panggung Kahanan," yang memungkinkan pelaku seni untuk terhubung secara virtual dan memperoleh sumber pendapatan selama masa sulit ini.
Program ini berhasil menyatukan ribuan seniman dari berbagai kota di Jawa Tengah, memberikan mereka dukungan ekonomi yang sangat dibutuhkan.
Kedua, untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap warisan budaya fisik, seperti candi dan situs bersejarah, Ganjar mendirikan Borobudur Edupark pada 9 Januari 2022, yang bukan hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai pusat edukasi.
Dengan cara ini, kunjungan ke situs bersejarah tidak hanya menjadi sekedar pengalaman visual, tetapi juga memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam.
Ketiga, untuk mendukung produk budaya tak benda, Jawa Tengah telah menetapkan beberapa produk budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage), yang mencakup tradisi seperti Warak Ngendok, Jenang Kudus, Tenun Troso, dan lainnya. Langkah ini memperkuat identitas budaya Jawa Tengah.
Selain itu, Calon Presiden Ganjar mengupayakan agar kekayaan nilai-nilai budaya diwujudkan dalam bentuk kapital ekonomi.
Jumlah desa wisata di Jawa Tengah meningkat dari 500 menjadi 818 antara tahun 2020 dan 2022, dengan bantuan keuangan yang membantu memajukan desa-desa tersebut.
Mantan Gubernur Jawa Tengah 2 periode itu juga pernah, menekankan pentingnya memahami dan merawat kebudayaan Indonesia, terutama kebudayaan Jawa, agar dapat membentuk karakter yang kuat pada generasi muda.
Ia berbicara tentang bagaimana keberlanjutan kebudayaan memainkan peran penting dalam membentuk karakter bangsa, yang pada gilirannya akan membawa Indonesia menjadi negara yang beradab dan berwibawa di mata dunia.
Ganjar Pranowo mengamati bahwa banyak generasi muda menjadi terlalu fokus pada kesuksesan mereka sendiri dan lupa untuk menghormati orang tua mereka.
Hal ini terjadi karena mereka terlalu terpengaruh oleh budaya luar yang sering dianggap lebih prestisius. Gubernur menekankan bahwa menjaga hubungan yang baik dengan orang tua adalah aspek penting dalam membentuk karakter sejak dini, dan ini dapat dicapai melalui nilai-nilai kebudayaan.
Perbedaan Budaya dan Kebudayaan
Budaya adalah suatu kompleksitas cara hidup yang terbentuk dari beragam unsur yang meliputi agama, politik, adat istiadat, bahasa, seni, dan lain sebagainya, dan berkembang di dalam suatu kelompok manusia atau masyarakat.
Budaya sering kali dianggap sebagai warisan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan merupakan bagian integral dari identitas manusia sehingga seringkali dianggap sebagai sesuatu yang diwariskan secara genetis.
Istilah "budaya" berasal dari bahasa Sansekerta "buddhayah," yang merupakan bentuk jamak dari kata "buddhi," yang artinya adalah "budi" atau "akal." Oleh karena itu, esensi dari budaya merujuk pada hal-hal yang terkait dengan budi dan akal manusia.
Istilah "kebudayaan" memiliki akar kata dari "budaya," sehingga keduanya memiliki keterkaitan makna.
Kebudayaan dapat dianggap sebagai hasil atau ekspresi dari budaya, yang mencakup penciptaan batin manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
Kebudayaan merujuk pada berbagai aspek dalam kehidupan manusia, yang mencakup perilaku, kepercayaan, sikap, serta hasil dari aktivitas khas manusia yang membedakan satu masyarakat atau kelompok penduduk dari yang lain. Para ahli budaya lebih sering mendefinisikan "kebudayaan" daripada "budaya," hal ini mengindikasikan bahwa konsep kebudayaan memiliki dimensi yang lebih kompleks daripada budaya itu sendiri.
Secara singkat, perbedaan antara budaya dan kebudayaan adalah bahwa budaya adalah cipta batin (akal budi) suatu masyarakat, sementara kebudayaan adalah hasil dari aktivitas dan penciptaan budaya masyarakat, seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
Editor: Johnny Johan Sompotan