Struktur dan Unsur Kebahasaan Novel, Calon Novelis Wajib Tahu!
JAKARTA, iNews.id – Struktur dan unsur kebahasaan novel perlu diketahui seorang calon novelis. Hal ini berguna untuk membantu ketika menulis sebuah karya tulis agar bisa terbit dan layak untuk dijual.
Bagi kamu yang saat ini tertarik untuk menulis novel maka penting sekali untuk mempelajari tentang struktur dan unsur kebahasaan novel. Pasalnya, novel termasuk jenis karya sastra yang kebahasaannya sangat khas sehingga berbeda dengan karya sastra lainnya.
Walaupun tidak terikat oleh jumlah kata, bentuk baris atau bait. Namun, novel memiliki ikatan dalam hal unsur kebahasaan. Sehingga untuk menjadi novelis yang karyanya diakui kualitasnya perlu menguasai unsur kebahasaan tersebut.
Sementara, struktur novel adalah susunan bagian-bagian novel yang membentuk kesatuan cerita.
Agar semakin paham, berikut ini ulasan lengkap tentang struktur dan unsur kebahasaan novel yang perlu diketahui dikutip berbagai sumber, Kamis (5/10/2023).
Novel memiliki cakupan cerita yang luas dan kompleks. Di dalamnya ada struktur-struktur yang turut membangun cerita di dalamnya, seperti berikut ini;
1. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan isi cerita yang terdapat di bagian awal novel. Abstrak bersifat opsional, artinya boleh dicantumkan atau tidak. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan permulaan cerita atau situasi yang dialami oleh tokoh utama.
2. Orientasi
Orientasi adalah bagian yang menjelaskan waktu, suasana, atau tokoh-tokoh yang ada dalam novel. Di sini, biasanya penulis mendeskripsikan keseharian atau aktivitas yang dijalani tokoh utama.
3. Komplikasi
Komplikasi adalah bagian dalam novel yang menandakan urutan sebab akibat terjadinya peristiwa. Komplikasi merupakan awal mula munculnya konflik dalam cerita.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah klimaks atau puncak konflik pada novel. Pembaca bisa merasakan ketegangan yang dialami para tokoh di bagian ini.
5. Resolusi
Resolusi adalah solusi atau cara penyelesaian konflik. Resolusi juga bisa disebut sebagai ending, karena penulis menceritakan bagaimana tokoh di dalam novel tersebut berakhir. Resolusi tak harus berakhir bahagia, ada pula yang berakhir tragis, atau bahkan menggantung. Semua berdasarkan kemauan si penulis.
6. Koda
Layaknya abstrak, tak semua novel memiliki koda. Koda adalah penutup cerita yang memuat nilai-nilai moral. Jika penulis tak mencantumkan koda, maka pembaca sendiri yang menebak pesan apa yang terkandung dalam novel itu.
Hal penting lainnya yang harus diketahui penulis saat membuat novel adalah unsur kebahasaan dalam novel. Ini menjadi ciri khas dari novel itu sendiri yang semuanya bisa digunakan oleh penulis, atau hanya memilih beberapa unsur saja.
Novel umumnya menggunakan bahasa baku yang sesuai dengan kaidah ejaan, tata bahasa, dan kosa kata yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan kredibilitas novel sebagai karya sastra yang dihargai.
Unsur kebahasaan selanjutnya di dalam novel adalah kalimat lampau, yang artinya menggunakan kalimat lampau. Apa itu kalimat lampau? Kalimat lampau adalah kalimat yang menyatakan peristiwa yang telah lewat atau terjadi di masa lalu.
Baik itu peristiwa yang terjadi beberapa jam yang lalu, terjadi kemarin, terjadi minggu lalu, atau beberapa dekade yang telah lewat. Unsur kebahasaan novel memang sering menggunakan kalimat masa lampau seperti ini.
Kata ganti orang adalah salah satu kaidah kebahasaan novel yang sering kita temui. Istilah lain dari kata ganti orang adalah pronomina persona.
Nah, dalam praktiknya, kata ganti orang ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kata ganti orang pertama, kata ganti orang kedua, dan kata ganti orang ketiga. Berikut ini adalah contohnya;
“Hari ini aku mau main ke rumahmu dong. Orang tuamu ada di rumah gak?”
“Main aja ke sini. Kebetulan mereka juga lagi pergi ke luar kota”
Dari percakapan tersebut bisa ditemukan berbagai macam kata ganti, seperti “aku”, “-mu”, hiingga “mereka”.
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku. Dalam sebuah novel, peribahasa sifatnya opsional, boleh dicantumkan atau tidak.
Peribahasa erat kaitannya dengan budaya di daerah tertentu, maka dari itu peribahasa tidak bisa diterjemahkan dalam bahasa lain dengan makna dan nilai ajaran yang sama.
Contoh peribahasa seperti, “karena nila setitik, rusak susu sebelanga,” artinya satu kesalahan bisa membuat semuanya kacau.
Majas merupakan bagian dari gaya bahasa. Majas adalah kekayaan bahasa dengan memakai ragam tertentu untuk memperoleh efek baik secara lisan maupun tertulis.
Unsur kebahasaan selanjutnya adalah konjungsi temporal, yaitu kata hubung yang menerangkan hubungan waktu antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya di dalam cerita yang dibangun pada novel.
Sehingga konjungsi temporal secara sederhana adalah kata hubung yang menjelaskan keterangan waktu. Jika menjumpai kalimat atau dialog pada novel yang menggunakan kata hubung yang menunjukan waktu, maka memenuhi unsur konjungsi temporal.
Novel banyak menggunakan dialog atau percakapan antara tokoh untuk mengungkapkan karakter, emosi, atau informasi. Dialog dapat berupa dialog langsung atau dialog tidak langsung.
Dialog langsung adalah dialog yang ditulis apa adanya seperti yang diucapkan oleh tokoh, sedangkan dialog tidak langsung adalah dialog yang diringkas atau diubah oleh pengarang.
Demikian ulasan tentang struktur dan unsur kebahasaan novel perlu diketahui seorang calon novelis. Semoga bermanfaat!
Editor: Johnny Johan Sompotan