Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jay Park Ngaku Mabuk Gorengan dan Penasaran Cilok saat Konser di Jakarta
Advertisement . Scroll to see content

Suka Makan Gorengan saat Berbuka Puasa? Simak Penjelasan Dokter

Kamis, 02 Juni 2022 - 15:32:00 WIB
Suka Makan Gorengan saat Berbuka Puasa? Simak Penjelasan Dokter
Ilustrasi gorengan
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.idGorengan menjadi salah satu menu pilihan masyarakat Indonesia untuk berbuka puasa. Namun, mengonsumsi gorengan sebagai hidangan berbuka puasa ternyata bukan pilihan yang tepat, apalagi bila gorengan dimasak dengan minyak yang kurang sehat.

Dokter Jati Satriyo dari tim Humanity Medical Service Aksi cepat tanggap menjelaskan kandungan kalori dalam satu buah gorengan seperti bakwan, risol, tahu dan jenis gorengan lain berbeda-beda, antara 100 sampai 200 kalori. Angka ini setara dengan dua lembar roti gandum dan dua sampai tiga kali lipat sayuran yang lebih sehat dan mengenyangkan. 

Dokter Jati mengatakan, mengonsumsi gorengan berdampak buruk pada kesehatan, seperti bisa menyebabkan kelebihan berat badan, meningkatkan resiko penyakit yang terkait organ jantung, meningkatkan risiko terkena diabetes, memperbesar risiko munculnya kanker, dan meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti tekanan darah tinggi. 

“Makanan yang digoreng akan menyerap lemak dari minyak, sehingga kalorinya akan menjadi lebih tinggi. Semakin tinggi asupan kalori harian seseorang, semakin tinggi pula risiko ia mengalami kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas. Ini bisa terjadi pada siapa saja,” jelas Dokter Jati.

Namun jika tidak mampu meninggalkan kebiasaan mengkonsumsi gorengan saat berbuka, maka harus disiasati agar gorengan lebih sehat. Adapun, ada cara agar gorengan menjadi lebih sehat, misalnya dengan menggunakan minyak zaitun atau minyak kelapa.

“Juga goreng lah pada suhu yang tepat yaitu pada suhu 175-190 derajat celcius, agar minyak tidak menyerap ke dalam makanan yang digoreng. Suhu minyak terlalu tinggi bisa merusak minyak dan menghasilkan radikal bebas yang berpengaruh buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang,” tutup dia.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut