Sulit Ditandingi! Jenderal Terbaik Akmil 1970 Ini Pegang 13 Jabatan di Era Jokowi
JAKARTA, iNews.id – Siapa tidak mengenal Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan? Menyandang status lulusan terbaik Akademi Militer 1970, karier militernya mentereng. Di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, sosoknya bahkan menjadi sangat vital.
Bukan hanya dipercaya sebagai menteri koordinator kemaritiman dan investasi, Luhut juga mengemban berbagai jabatan lain. Jika dihitung sejak periode pertama Jokowi, hingga kini 13 jabatan pernah melekat di pundaknya.
Bila jika dihitung sejak era Pesiden BJ Habibie dan KH Abdurrahman Wahid, total 15 jabatan sipil pernah dipegang alumnus Korps Baret Merah ini.
Lahir di Simargala, Silaen, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Luhut menempuh pendidikan menengah di SMAK 1 Penabur, Bandung. Usai lulus, pilihannya jatuh ke Akademi Militer sebagai pijakan berikutnya. Dikenal sebagai Taruna cerdas, Luhut lulus dengan predikat top: peraih lencana Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama.
Rekam jejak militernya banyak dihabiskan di pasukan elite Komando Pasukan Khusus (kopasus). Mula-mula sebagai Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando Kopassandha, berlanjut ke berbagai tugas hingga Komandan Pusdikpassus di Batujajar, Bandung pada kurun 1992-1993.
Jangan tanya soal pengalaman tempur. Luhut pernah merasakan pahit-getir melawan musuh di palagan mematikan. Operasi Seroja Timor Timur pada Desember 1975 akan dikenangnya sebagai salah satu kepedihan saat kehilangan delapan anak buahnya.
"Hanya beberapa jam sebelumnya saya memberi semangat dan berbicara dengan mereka, tahu-tahu besoknya mereka sudah tidak bernyawa lagi. Sebanyak delapam orang anak buah saya langsung gugur sebagai syuhada. Belum lagi anggota Kopassandha dari kelompok lain,” tutur Luhut dalam akun Facebook miliknya, dikutip Jumat (30/6/2023).
Ucapan Luhut ini disampaikan ketika memberikan sambutan acara reuni prajurit Kopassus yang pernah bertempur di Operasi Seroja. Acara sekaligus mendoakan mereka yang gugur dalam peperangan itu digelar di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, pada 2017 silam.
Rekam jejak pendidikan militer Luhut tak kalah mencorong. Anak pertama dari lima bersaudara itu pernah ditugaskan belajar antiteror di satuan elite kepolisian Jerman Barat, GSG-9, bersama Prabowo Subianto (kini menteri pertahanan).

Kendati dikenal berprestasi, ternyata tak semua jabatan strategis militer pernah dilaluinya. Sebagai contoh, Luhut tak pernah merasakan menjadi panglima kodam. Tidak hanya itu, dia juga tak pernah merasakan menjadi komandan jenderal (danjen) Kopassus, salah satu jabatan yang diimpikan hampir semua perwira Korps Baret Merah.
Soal itu, Luhut menduga karena imbas kedekatannya dengan Jenderal TNI Leonardus Benyamin Moerdani. Untuk diketahui, semasa masih perwira menengah, Luhut kerap dipanggil khusus Benny (kala itu menjabat Asiten Hankam) untuk diajak berdiskusi tentang banyak hal. Kedekatan ini lah yang kemungkinan memunculkan kecemburan bagi pihak lain.
“Tapi saya terima itu dengan besar hati. Tidak jadi Danjen Kopassus, tidak jadi kasdam atau pangdam. Bagi saya itu harus bayar sebagai akibat kesetiaan yang tegak lurus dan saya bangga mampu menjalankan nilai-nilai yang diturunkan oleh Pak Benny kepada saya,” tutur mantan Komandan Kodiklatad ini.
Pegang 15 Jabatan

Karier militer Luhut berakhir lebih cepat. Semua bermula dari perintah Presiden BJ Habibie yang menugasinya menjadi Duta Besar RI untuk Singapura pada 1999. Praktis, jabatan sipil itu membuatnya meninggalkan TNI, meskipun ketika itu dia belum waktunya pensiun.
Hanya setahun dia di Singapura. Ketika Habibie turun dari kekuasaan dan digantikan Gus Dur, Luhut dipanggil untuk memperkuat Kabinet Persatuan Nasional. Oleh Gus Dur, mantan Danpussenif itu dipercaya sebagai menteri perindustrian dan perdagangan (2000-2001).
Nama Luhut seperti hilang dalam pusaran publik setelah pemerintahan Gus Dur berakhir. Orang banyak melihatnya sebagai pengusaha, juga politikus Partai Golkar. Begitu pun era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memerintah selama 10 tahun, keberadaan Luhut seolah tenggelam.
Ketika Jokowi memenangkan Pilpres 2014 dan membangun pemerintahan bersama Jusuf Kalla, Luhut kembali menjadi aktor sentral. Presiden Jokowi mendapuknya sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) pertama.
Sejak itu, berbagai jabatan silih berganti dipercayakan kepadanya. Saat Jokowi kembali memenangkan Pilpres 2019, Luhut lagi-lagi menjadi figur tak tergantikan. Hingga saat ini tak kurang dari 13 jabatan pernah dipegang Luhut selama era pemerintahan Jokowi.
Berikut 13 jabatan Luhut:
1. Kepala Staf Kepresidenan RI (2014-2015)
2. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (2015–2016)
3. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2016–2019)
4. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ad interim (2016)
5. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kabinet Indonesia Maju (2019–sekarang)
6. Menteri Kelautan dan Perikanan ad interim (2020).
7. Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk dalam Negeri (2018-sekarang)
8. Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (2020-sekarang)
9. Koordinator PPKM Wilayah Jawa-Bali (2021-sekarang)
10. Ketua Dewan Pengarah Penyelamatan 15 Danau Prioritas Nasional (2021-sekarang)
11. Ketua Tim Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (2021-sekarang)
12. Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung (2021-sekarang)
13. Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional (2022-sekarang)
Editor: Ihya Ulumuddin