Survei Indikator soal Elektabilitas Cawapres 2024: Erick Thohir Menguat
JAKARTA, iNews.id - Hasil survei Indikator Politik Indonesia pada 11 sampai 17 April 2023 menunjukkan elektabilitas Erick Thohir sebagai calon wakil presiden (Cawapres) terus menguat. Elektabilitas Erick Thohir mencapai 17,3 persen dalam simulasi lima nama.
Hasil itu lebih tinggi dibanding survei bulan Maret 2023 yang menunjukkan elektabilitas Erick Thohir 11,3 persen.
"Erick Thohir mengalami peningkatan, dan terhadap sejumlah nama lain tampak tidak banyak mengalami perubahan," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam keterangannya, Minggu (30/4/2023).
Menurut Burhanuddin, sosok cawapres merupakan faktor penentu untuk mendongkrak elektabilitas para capres di Pilpres. Sebab, berdasarkan hasil survei Indikator Politik, belum ada capres yang menembus angka elektoral hingga mencapai 50 persen.
"Karena tadi saya jelaskan tidak ada perbedaan kuat antar capres, maksimal 34 persen dalam simulasi tiga nama artinya jauh untuk mencapai 50 persen, maka cawapres menjadi penting," ujar Burhanuddin.
Untuk diketahui, lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei teranyar yang berjudul 'korelasi antara approval rating presiden dan dukungan atas capres dan partai jelang 2024'. Survei tersebut dilakukan dalam kurun waktu 11 - 17 April 2023
Adapun, metode yang digunakan dalam survei ini yaitu simple random sampling. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih dalam pemilu atau sudah berusia di atas 17 tahun. Sementara itu, responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka.
Survei dilakukan pada 11 - 17 April 2023 dengan jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. Adapun metode yang digunakan simple random sampling dengan ukuran sampel 1.220 responden dan memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekira 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan yang berarti.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq