Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kisah Haru Penjual Sandal Plastik Berangkat Haji Setelah Nabung 15 Tahun
Advertisement . Scroll to see content

Survei LPS Ungkap Minat Warga Menabung Turun, Ada Apa?

Senin, 11 Agustus 2025 - 07:06:00 WIB
Survei LPS Ungkap Minat Warga Menabung Turun, Ada Apa?
Ilustrasi menabung. (Foto: Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Hasil survei Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada Juli 2025 menunjukkan kondisi yang bervariasi terhadap keyakinan konsumen di Indonesia. Berdasarkan hasil survei tersebut, Indeks Menabung Konsumen (IMK) melemah.

Direktur Group Riset LPS Seto Wardono mengungkapkan, pelemahan IMK atau niat dan kemampuan konsumen menabung dipengaruhi oleh pengeluaran rumah tangga yang meningkat di awal tahun ajaran baru.

“Perkembangan ini mencerminkan intensitas dan niat menabung konsumen yang melandai seiring dengan meningkatnya pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan pada awal tahun ajaran baru, di tengah pemberian stimulus ekonomi dalam jangka pendek,” ujar Seto dalam keterangan resminya, dikutip Senin (11/8/2025).

Dia menuturkan, IMK berada di level 82,2 turun 1,6 poin dari bulan sebelumnya atau Juni 2025. Pelemahan ini disebabkan oleh turunnya komponen Indeks Waktu Menabung (IWM) sebesar 4,7 poin.

Namun, LPS mencatat adanya peningkatan positif pada Indeks Intensitas Menabung (IIM), yang naik 1,4 poin. Porsi responden yang menyatakan tidak pernah menabung menurun dari 26,7 persen pada Juni menjadi 24,9 persen pada Juli 2025.

Pelemahan IMK justru tidak terjadi di semua kelompok. IMK tercatat menguat pada rumah tangga berpendapatan hingga Rp1,5 juta per bulan (naik 9,1 poin) dan pendapatan di atas Rp1,5 juta hingga Rp3 juta per bulan (naik 3,1 poin).

Sementara Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) secara umum menurun. Secara keseluruhan, IKK pada Juli 2025 tercatat menurun 2,5 poin ke level 96,9. 

Penurunan ini mencerminkan persepsi konsumen yang kurang positif terhadap kondisi ekonomi dan lapangan kerja saat ini. 

Seto menambahkan, penurunan IKK juga dipengaruhi oleh harga sembako yang naik, penyerapan lapangan kerja yang melandai, serta harga pupuk yang masih tinggi.

Namun, terdapat pengecualian yang signifikan. IKK pada kelompok rumah tangga berpendapatan paling rendah, yaitu hingga Rp1,5 juta per bulan, justru naik ke level optimis di atas 100, mencapai 100,4 pada Juli 2025. Ini adalah kenaikan tertinggi dibandingkan kelompok pendapatan lain.

“Kenaikan IKK pada rumah tangga berpendapatan paling rendah disebabkan karena kenaikan biaya pendidikan terkait dengan pengeluaran rumah tangga, yang lebih tinggi pada masa dimulainya tahun ajaran baru,” jelas Seto.

Meskipun IKK secara keseluruhan menurun, Indeks Ekspektasi (IE) yang mengukur prospek ekonomi ke depan tetap berada di atas level 100, menunjukkan optimisme konsumen terhadap masa depan masih solid.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut