Tak Seperti Prabowo, TKN Sebut Pidato Jokowi Akan Berisi Optimisme
JAKARTA, iNews.id – Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin akan menggelar Konvensi Rakyat bertajuk 'Optimis Indonesia Maju' di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Minggu (24/2). Capres nomor urut 01 Jokowi dijadwalkan hadir dalam acara ini dan menyampaikan pidato.
Wakil Ketua Penyelenggara Acara Bahlil Lahadalia menuturkan, Konvensi Rakyat akan menjadi panggung bagi Jokowi untuk menyampaikan apa yang telah dilakukan untuk Indonesia dan gagasannya ke depan terhadap bangsa ini.
Bahlil pun menepis acara ini sebagai tandingan ‘Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto’ beberapa waktu lalu.
"Oh enggak, kita enggak pernah merasa menyaingi, enggak ada. Pak Jokowi itu tidak hanya berbicara menyampaikan gagasannya, tapi juga sudah melakukan," kata Bahlil di Posko Cemara, Jakarta, Jumat (22/2/2019).
Menurut Direktur Penggalangan Pemilih Muda TKN ini, Konvensi Rakyat perlu diketahui publik tentang apa yang sudah dilakukan Jokowi dalam kurun waktu 4,5 tahun dan apa yang dilakukan ke depan. Oleh karena itu, Jokowi akan menunjukkan bagaiamana kepemimpinan dan program berkelanjutan.
"Kalau di sana (kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno) itu kan baru berbicara tentang mimpi. Tapi, belum bisa dijelaskan juga bagaimana mimpi itu terwujud dengan programnya, saya belum menemukan itu. Tapi Pak Jokowi sudah menyampaikan mimpi, ini visinya, ini misinya, ini program-programnya, dan ini garis kebijakannya," kata Bahlil.
Dia menjelaskan, ada perbedaan mencolok antara Jokowi dengan Prabowo. Jokowi, kata dia., sekalipun dalam keadaan susah tapi tetap membangun optimisme. Sementara, kubu Prabowo sekalipun keadaan dalam kondisi baik, tapi dalam beberapa rekaman pidatonya selalu terkesan menimbulkan pesimisme.
Selain itu, jika Jokowi bicara data, Prabowo seperti kebingungan mengenai data. ”Kalau Pak Jokowi bicara tentang kerakyatan, Pak Prabowo visinya kerakyatan, (tapi) tindakan ya teman-teman sudah tahu. Jadi beda lah substansinya, dan enggak perlu ada niru-niru, enggak ada," kata dia.
Editor: Zen Teguh