Tambang Freeport Belum Beroperasi usai Longsor, Bahlil: Masih Proses Audit
JAKARTA, iNews.id - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkap bahwa tambang Freeport masih belum beroperasi usai longsor lumpur bijih basah di area tambang bawah tanah di kawasan Grasberg Block Cave (GBC) Extraction 28-30 Panel, Tembagapura, Kabupaten Mimika. Bahlil menjelaskan saat ini pihaknya masih dalam proses audit.
Ia menyampaikan pemerintah saat ini masih melakukan audit menyeluruh untuk memastikan penyebab terjadinya longsor tersebut. Bahlil menyebut, audit terus dilakukan dengan melibatkan tim teknis dari berbagai bidang, termasuk teknik sipil dan teknik pertambangan.
"Sekarang belum ada yang bisa dilakukan produksi, tetapi kita lagi lakukan audit sampai kemudian bisa menemukan apa faktor penyebabnya," ujar Menteri Bahlil dalam pernyataannya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (10/10/2025).
"Dan itu dibutuhkan berbagai langkah-langkah terkait dengan teknik sipilnya, teknik tambangnya. Ini tim saya terus melakukan proses audit di sana," tutur dia.
Ia menegaskan, operasional tambang baru akan kembali dibuka setelah hasil audit selesai dan langkah-langkah perbaikan dinyatakan aman. Menurutnya Pemerintah ingin memastikan bahwa aktivitas penambangan tidak menimbulkan risiko keselamatan bagi pekerja maupun kerusakan lingkungan di sekitar area tambang.
Untuk diketahui, longsor lumpur bijih basah terjadi pada 8 September 2025 lalu sekitar pukul 22.00 WIT. Akibat kejadian itu, tujuh pekerja terperangkap di area tambang bawah tanah. Lima di antaranya merupakan kru PT Redpath Indonesia dan dua lainnya kru elektrik PT Cipta Kontrak di bawah Divisi Operation Maintenance PTFI.
PT Freeport Indonesia menghentikan seluruh aktivitas di area tersebut untuk memfokuskan upaya pencarian korban. Setelah dilakukan pencarian intensif selama hampir satu bulan, pada 6 Oktober 2025 seluruh korban berhasil ditemukan dalam keadaan tak bernyawa dan proses evakuasi dinyatakan selesai.
Editor: Puti Aini Yasmin