Tarian Anak-Anak Raja Ampat Bawa Pesan Damai Indonesia di Pentas Dunia
JAKARTA, iNews.id - Situasi Papua sempat tegang lantaran disulut isu rasialisme yang mengganggu kerukunan Bangsa Indonesia. Sebagai upaya meredam gejolak itu, sejumlah siswa dan siswi asal Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, bersama-sama membawakan tarian khas daerah setempat dalam ajang Asia Pacific Geoparks Network Symposium 2019 di Lombok, Nusa Tenggara Barat, kemarin.
Tarian indah itu mereka bawakan dengan amat apik di tengah berlangsungnya agenda internasional yang memang banyak berfokus pada isu budaya tersebut. Kehadiran mereka dalam kegiatan antarbangsa tersebut sekaligus menjadi bagian dari program pelestarian budaya oleh PT Gag Nikel, wujud penghargaan atas perbedaan di Indonesia.
Presiden Direktur Gag Nikel, Risono mengatakan, semboyan “Bhinneka tunggal ika” harus harus diajarkan sejak dini. Untuk itulah, pihaknya sengaja memboyong sejumlah anak pedalaman Raja Ampat untuk tampil membawakan Tari Lalayon dan Nelayan Pari dalam ajang Asia Pacific Geoparks Network Symposium 2019 di Lombok.
Kedua tarian tersebut dikenal sebagai simbol kebudayaan Raja Ampat, yang merupakan bagian dari budaya asli Indonesia. “Lewat panggung internasional ini, kita mau tunjukkan bahwa anak-anak Papua mencintai budayanya, bagian budaya Indonesia,” ungkap Risono, Kamis (5/9/2019).
Biasanya, Tari Lalayon digunakan untuk menyambut tamu agung. Sementara, Tari Pari sesuai dengan namanya digunakan untuk menyerukan semangat pelestarian ikan pari yang kini habitatnya di Raja Ampat mulai terancam punah.
Tari Lalayon dibawakan oleh siswa-siswi kelas lima dan enam Sekolah Dasar Negeri 13 Pulau Gag. Sementara, Tari Pari dibawakan oleh siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama YPPK Santa Maria Regina dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Raja Ampat.
Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat, Yusdi Lamatenggo menuturkan, pemerintah saat ini memang tengah fokus mengembangkan potensi daerah di Papua Barat, salah satunya di bidang kebudayaan. Melalui pementasan anak-anak Raja Ampat di ajang level mancanegara, kemarin, diharapkan dapat menjadi pesan positif tentang dorongan menjaga persatuan di Papua.
Menurut Yusdi, sejak pertama kali Gag Nikel beroperasi, anak usaha BUMN PT Aneka Tambang itu, telah berkontribusi mengembangkan program kebudayaan yang berkelanjutan di Raja Ampat. “Gag Nikel merupakan mitra pemerintah, termasuk dalam hal pengembangan yang berkelanjutan, khususnya soal kebudayaan,” tuturnya.
Selain pengembangan budaya, Gag Nikel juga terlibat aktif mengampanyekan pelestarian penyu di Raja Ampat. Beberapa waktu lalu, warga lokal diajak studi banding ke Bali. Mereka diajarkan cara penangkaran penyu dan pentingnya merawat ekosistem laut.

Editor: Ahmad Islamy Jamil